Study Abroad : Fenny Anamayani

みんなさんこんにちは

Hari ini kita mau bagikan pengalaman dari Fenny Anamayani selama dia belajar selama satu tahun di Jepang. Kita simak yuk bagaimana pengalaman dia di Wakayama College of Forgein Language.

image009

Kesan-kesan selama mengikuti proses pembelajaran di Wakayama College of Forgein Language

“Sistem sekolah jelas dan sistematis, baik sistem absen maupun sistem pembelajarannya. Materi pelajaran dijelaskan hingga detil dan terdapat latihan terus menerus dalam semua aspek pembelajaran bahasa Jepang (grammar, reading, listening, writing, etc) dan persiapan ujian kemampuan bahasa Jepang (Nouryokushiken).

 

Terdapat juga kegiatan di luar kelas seperti supootsu taikai, Christmas party, dan studi lapangan ke pabrik Jepang. Saat Christmas party, kelas saya menampilkan drama saiyuki, dan saya berkesempatan tampil dalam drama tersebut. Ini merupakan salah satu pengalaman mengasyikan bagi saya karena dapat latihan bahasa Jepang dengan teman-teman dengan cara yang menyenangkan. Saat upacara penerimaan siswa baru, saya diberi kesempatan sebagai perwakilan siswa sekolah untuk sharing pengalaman setelah setengah tahun menjalani kehidupan di Jepang kepada siswa baru.

image003

Teman satu sekolah saya banyak yang berasal dari China, ada juga dari Thailand, Amerika, dan Vietnam sehingga menambah pengetahuan saya mengenai budaya dari negara lain selain Jepang.”

Bagaimana kesan-kesan kamu dengan kehidupan di Jepang?

Secara keseluruhan, menurut saya Jepang bersih, praktis, dan teratur. Ketika membutuhkan sesuatu, semua tersedia dan mudah dijangkau. Ketika jalan-jalan pun tidak sulit untuk booking akomodasi maupun transportasi. Walaupun bahasa Jepang kami belum fasih, namun karena sistem di jepang sangat teratur, kami tidak kesulitan ketika ingin buka rekening bank, pergi ke kantor walikota untuk ganti alamat, bayar listrik, gas, dsb. Bahkan ketika ingin buang sampah, terdapat pembagian jenis sampah dan waktu untuk buang sampah terjadwalkan.

 

Disiplin di Jepang juga terjaga, walaupun tidak semua orang, namun sebagian besar orang mematuhi aturan yang berlaku. Saya pernah melanggar lampu lalu lintas dan langsung mendapat teguran dari polisi yang kebetulan sedang patroli.

 

Setelah 6 bulan di Jepang untuk pertama kalinya saya merasakan musim gugur, musim dingin dan musim semi. Saya dan teman-teman pernah diajak oleh orang Jepang untuk hanami bersama pada saat musim semi. Saya juga pernah merasakan praktik salah satu budaya Jepang secara langsung, yaitu sado (upacara minum teh) taiken, dimana saya juga berkesempatan mengenakan kimono pada acara tersebut. Bagi saya semua pengalaman yang saya dapat selama disini sangat mengesankan.

Bagaimana dengan pengalaman melakukan part-time Job di Jepang.

Berkat arubaito saya dapat melatih percakapan bahasa Jepang secara langsung dengan berbagai macam orang Jepang. Walaupun ada beberapa yang protes ketika bahasa Jepang saya kurang lancar, namun sebagian besar orang Jepang yang saya temui dapat memaklumi dan mereka menyambut dengan ramah. Atasan dan rekan-rekan di tempat baito memeprlakukan saya dengan baik dan mereka sering bertanya berbagai hal mengenai Indonesia. Pada akhir tahun 2014 saya diundang dalam acara bounenkai (pesta akhir tahun).

 

Ketika bekerja, orang Jepang sangat tepat waktu, cepat, bersih, rapi, sistematis dan efisien. Misalnya, ketika menyimpan bahan makanan yang baru dan bahan makanan yang lama masih tersisa, bahan makanan yang lama harus dikeluarkan terlebih dahulu dan dipisah dengan yang baru sehingga kita tahu mana yang harus diambil terlebih dahulu ketika akan menggunakan bahan makanan tersebut. Atau ketika mencuci piring sponge dan lap untuk asbak dan peralatan makan dibedakan, kemudian semua peralatan setelah dipakai dibersihkan dan diletakkan di tempat semula. Walaupun toko sedang sepi, kita tidak boleh berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa, bagi mereka selalu ada yang harus dikerjakan, entah membersihkan jendela, isi ulang bumbu atau peralatan yang hampir habis, dsb.

Saya merasa apa yang saya pelajari selama kuliah mengenai muda, mura, muri, dan 5S kaizen benar-benar diterapkan oleh orang Jepang ketika bekerja.