Study Abroad Experience : Luna Fidelita

自己紹介をしてください・

Nama saya Luna Fidelita, saya BINUSIAN 2019 dari jurusan Sastra Jepang. Pada semester genap 2017/2018 yang lalu, saya pergi ke Kanazawa, Jepang, untuk mengambil mengasah kemampuan berbahasa Jepang saya di Kanazawa Seiryo University.

 

日本で何をしたんですか?

Puji Tuhan pada saat itu kemampuan berbahasa Jepang sudah mencukupi untuk mengambil fakultas Ekonomi di Kanazawa Seiryo University, jadi saya mengambil pelajaran-pelajaran ekonomi yang diantarkan dengan bahasa Jepang. Tidak hanya mengasah kemampuan berbahasa Jepang, tetapi saya juga mendapatkan banyak ilmu seputar ekonomi, khususnya dalam perspektif Jepang.

Dosen yang mengajari ekonomi bernama Kawashima-Sensei. Beliau adalah dosen yang sangat baik dan bisa berbicara bahasa Indonesia sedikit. Beliau mempunyai ketertarikan dengan Indonesia sehingga beliau sangat senang mengajari kami, Binusian, yang jauh-jauh datang ke Kanazawa untuk mengambil pelajarannya.

Dosen yang mengajari kami di pelajaran Joukyuu Nihongo adalah Nakamura-Sensei. Beliau juga dosen yang sangat baik, sabar dan dapat memberikan kami trik-trik efektif dalam mempelajari bahasa Jepang. Beliau sendiri adalah spesialis literatur dan kebudayaan Jepang kuno sehingga ia tidak hanya sebatas mengajari kami bahasa Jepang, ia juga memberikan kami banyak kisah seputar kebudayaan kuno Jepang.

Tempat yang menarik bagi saya di Kanazawa adalah sebuah distrik kuno bernama Higashi Chaya. Higashi Chaya juga sering disebut sebagai ‘Little Kyoto’ karena suasana dan tata perumahannya sangat mencerminkan kebudayaan kuno Jepang terdahulu. Turis-turis lokal maupun luar berpakaian kimono maupun Geisha juga sering mengunjungi distrik tersebut.

 

日本で一番面白い経験は何ですか? 

Pengalaman yang paling menarik untuk saya adalah tempat baito (kerja paruh waktu) saya di pasar ikan yang bernama Oumichou Ichiba. Di situ saya kerja di sebuah toko sushi bernama Reki-reki Sushi cabang Oumichou. Saya mempelajari banyak sekali etika makanan Jepang, mulai dari memasak, melayani, sampai bersih-bersih toko saat tutup di malam hari.

Setelah beres bekerja, Tenchou (kepala toko) sering memberikan saya nasi dengan aneka ikan sebagai lauknya. Ada seekor ikan bernama Nodoguro, yang memang merupakan ikan yang terkenal di prefektur Ishikawa, dan rasanya sangat sangat sangat lezat bagi saya. Dodoguro memang disajikan mentah, tetapi dagingnya harus dibakar sekilas, kurang lebih lima detik, untuk membuat rasa aslinya keluar. Harga Nodoguro adalah ikan yang cukup berkelas dan harganya lumayan mahal, dan saya sangat beruntung bisa memakan itu setiap hari.

                Tempat yang menarik bagi saya juga adalah tempat Baito saya. Pelanggan-pelanggan yang datang ke restoran berubah setiap hari sehingga saya menemukan pengalaman yang selalu baru setiap harinya. Rasanya seperti setiap hari diperhadapkan dengan tantangan-tantangan baru. Tempat Baito tidak hanya menarik, rekan-rekan kerja, khususnya Tenchou, juga sangat baik dan sangat memperhatikan saya. Sampai hari ini saya masih ingat betapa mengharukan dan menyedihkannya hari terakhir saya bekerja dan harus meninggalkan Kanazawa. Mereka bahkan berjanji untuk mengunjungi Indonesia suatu hari nanti!

 

 

日本へ行きたい人や後輩へのメッセージ

                Jangan takut untuk berinteraksi dengan orang-orang baru! Ada sebuah pemahaman Jepang yang sangat saya suka, yaitu ‘go en’, yang apabila diartikan secara harafiah artinya adalah sekeping koin senilai lima Yen. Tetapi istilah ‘go en’ juga mempunyai artian ‘hubungan’, ‘relasi’.

Kebudayaan Jepang sangat menghargai hubungan yang erat dengan baik dengan teman, tetangga, keluarga, kantor, dan lain-lain. Oleh karena itu, sebagai Binusian yang mempelajari budaya dan komunikasi berbahasa Jepang secara mendalam, jangan pernah ragu untuk membuat hubungan dan komunikasi yang banyak dengan orang-orang Jepang. Saya sangat yakin, kita akan mendapat banyak pengalaman dan pelajaran dari hubungan-hubungan yang kita bangun dengan orang-orang baru tersebut.