Jepang bersiap untuk mengembangkan Pangkalan Luar Angkasa

Kalau sedang membicarakan Transportasi Luar angkasa, pasti yang ada di benak pikiran kita adalah satu NASA atau yang biasa disebut National Aeronautics and Space Administration, hal- hal yang berbau dengan eksplorasi luar angkasa, pangkalan luar angkasa, pasti kita langsung berbicara tentang proyek-proyek yang sedang dikerjakan NASA.

Selain NASA, baru-baru ini India juga ingin masuk dalam proyek pengerjaan luar angkasa, seperti yang sedang dikerjakan Indian Space Research Organisation atau ISRO, meluncurkan satelit terberatnya GSAT-11, yang akan meluncur dengan pesawat Ariane5 pada 5 desember mendatang,

Kali ini Jepang sepertinya ingin bergabung dengan proyek eksplorasi luar angkasa, perusahaan aviasi ternama Jepang, ANA atau All Nippon Airways baru-baru ini bekerja sama dengan perusahaan trading Marubeni untuk mengembangkan pangkalan luar angkasa yang diprediksi akan rampung pada tahun 2021 awal.

Pangkalan luar angkasa yang nanti setara seperti pangkalan kapal laut atau pangkalan udara, akan menjadi pangkalan eksplorisasi privat , dan akan menyediakan landasan pacu seperti landasan pacu pesawat terbang, landasan pacu yang akan berkisar sejauh 3 km ini akan dibuat secara horizontal, tidak seperti landasan pacu pesawat luar angkasa biasanya yang berbentuk vertikal.

Di Amerika sendiri, sudah ada 10 pangkalan luar angkasa untuk kegiatan komersil, beberapa dibuat dari mengubah pangkalan udara yang sudah tidak digunakan . Aliansi korporat dari beberapa perusahaan Jepang ini mempunyai tujuan untuk membuat Jepang sebagai negara Asia yang pertama yang masuk dalam lomba pengembangan bisnis luar angkasa.

Selain ANA dan Marubeni, proyek ini menggaet 4 perusahaan ternama lainnya, seperti Airbus Japan, Sky Perfect JSAT, dan juga perusahaan properti ternama, yaitu Mistui Fudosan, ke enam perusahaan ini bergabung untuk membuat perusahaan baru dengan  nama Spaceport Japan sebagai pilar proyek Luar angkasa tersebut, perusahaan yang berada di Tokyo ini akan mulai bekerja pada jumat mendatang.

Wanita Jepang kedua yang berhasil pergi keluar angkasa, Naoko Yamazaki, ditunjuk sebagai representasi direktur Spaceport Japan, beberapa perusahaan bangunan pun diajak andil untuk bergabung dengan proyek besar tersebut. Selain itu pemerintah lokal dan nasional akan diajak bekerja sama untuk menentukan lokasi tempat pangkalan udara tersebut.

Spaceport Japan juga akan ikut berpartisipasi dalam konferensi Internasional yang membahas topik  seperti Standard Safety . Perusahaan ANA sendiri sudah mulai ikut melebarkan sayap di dunia eksplorasi luar angkasa, dan juga memulai investasi terhadap beberapa proyek yang berhubungan dengan luar angkasa.

Namun, ada satu kendala yang masih bisa menutup kemungkinan Jepang maju sebagai Negara Asia terdepan dalam hal eksplorasi luar angkasa, yaitu hukum. Hukum terhadap aktivitas luar angkasa di Jepang sendiri masih memberikan tanda tanya, dikarenakan Jepang masih belum mempunyai bagian pemerintahan terhadap Luar angkasa, oleh salah satu contohnya adalah penggunaan mesin roket untuk pesawat luar angkasa, karena ini masih diluar hukum aviasi.

Oleh karena itu, pengacara representatif dari Sky perfect, Mihoko Shintani akan membuat persiapaan untuk meminta “ hukum terhadap eksplorasi luar angkasa”

Di Amerika sendiri, hukum komersil luar angkasa tahun 2004 sudah memperbolehkan pesawat luar angkasa komersil, dengan catatan, penumpang akan diminta tanggung jawab penuh jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai.

Pangkalan luar angkasa yang nanti dikepalai oleh Spaceport Japan akan mencoba mengembangkan proyek-proyek seperti pesawat luar angkasa komersil, dan juga membuat satelit satelit yang akan ditempatkan di Bulan nantinya.

Peter Handaya