Belajar Budaya Jepang Langsung Praktek
Masihkan ingat bagaimana pembelajaran budaya Jepang semasa kuliah dulu? hmm, sekitar 8-10 tahun lalu. Buku-bukunya sih menarik, ada yang full colour, penuh dengan foto-foto artistik tentang Jepang semisal wanita Jepang dengan kimono, ikebana, cantiknya sakura, artistiknya makanan-makanan Jepang atau banyaknya kuil-kuil cantik. Foto-foto tersebut akan selalu jadi bahan khayalan yang ngeboost emosi kita untuk bisa sampai ke Jepang. Dengan pergi langsung ke negaranya, kita bisa langsung merasakan menyentuh bunga sakura, menikmati ohanami, menggunakan Yukata, merasakan secangkir ocha dan wagashi beraneka rupa. Bagaimana kalau tidak ke negaranya? ya, bisa juga sih. Banyak kursus Ikebana, Origami, Oshibana atau chanoyu diselenggarakan…lalu? masalahnya,membutuhkan biaya dan biasanya memang cukup mahal. Akhirnya yang terjadi, banyak yang hanya bisa mengkhayal untuk bisa merasakan budaya Jepang.
Di Jurusan Sastra Jepang Fakultas Humaniora, Binus University disusun beberapa mata kuliah yang langsung bersentuhan langsung dengan objeknya. Proporsi praktek menjadi dominan daripada hanya teori. Teori tetap diberikan dalam kancah maya yang lebih lincah yakni yang dikenal dengan binus maya. Mata kuliah dengan bobot praktek salah satunya adalah mata kuliah Bunka Taiken. Diambil dari kata bunka (文化) : budaya dan taiken (体験): pengalaman pribadi, mata kuliah ini dari pertemuan 1 sampai dengan 13, praktek semua. Dari origami (seni melipat kertas Jepang), ikebana(seni merangkai bunga)/oshibana (seni bunga press), shodo (kaligrafi Jepang), taiko(seni bedug Jepang) chanoyu (Seni minum Teh Jepang) sampai dengan odori (menari Jepang) dan ryori (memasak Jepang)……wah, menarik bukan? semua disajikan di depan mata dan semua mahasiswa mencoba sendiri. Beberapa materi bahkan langsung diberikan oleh para native praktisi.Yuk, belajar budaya Jepang di Sastra Jepang Binus University 🙂
Sita N. Pujianto