桂米朝の上方落語の中の婉曲法 MAJAS EUFIMISME DALAM KAMIGATA RAKUGO KARYA KATSURA BEICHO

Abstract

Euphimisme merupakan sebuah majas yang bertujuan untuk menghaluskan satu ucapan agar petutur tidak perlu mendengarkan kata-kata tabu atau kasar. Selain itu majas inipun bertujuan untuk memperkecil perasaan tidak nyaman petutur saat sedang melakukan tindak komunikasi. Artikel menjelaskan penelitian yang membahas masalah eufimisme melalui sebuah cerita humor Jepang, yaitu Rakugo karya Katsura Beichoo yang berjudul Aizo moyo. Tujuan penelitian untuk mengetahui sejauh mana eufimisme dapat digunakan untuk menarik unsur humor dari cerita yang disajikan. Rakugo daerah Kansai atau sering disebut dengan Kamigata rakugo, ceritanya banyak dilatarbelakangi oleh budaya Kansai yang kental dengan budaya perdagangan. Osaka sejak dulu terkenal sebagai kota perdagangan yang diwarnai hubungan sosial yang vertikal, dengan tipisnya hubungan hierarki antara atasan dan bawahan. Sementara di daerah Tokyo hubungan sosial antar manusianya lebih ke arah hierarki tinggi yang mengusung ketat hubungan atasan dan bawahan. Karena itulah budaya Osaka lebih kental dengan berbagai problem manusia yang tidak mementingkan hierarki, dan justru itulah yang membuat budaya Osaka kaya akan warna, dan disebut dengan Wahha Bunka atau budaya ketawa ala Osaka. Untuk meneliti eufimisme dalam unsur humor ini, penulis menggunakan teori relevansi dari Sperber dan Wilson (1991). Kemudian untuk menemukan unsur humornya digunakan teori Raskin ( 1996 ) , yang didukung oleh Ross ( 1998 ).

Citation

Novianti N. (2012). 桂米朝の上方落語の中の婉曲法 MAJAS EUFIMISME DALAM KAMIGATA RAKUGO KARYA KATSURA BEICHO. Lingua Cultura, 6 (1), 60-66.

Author