Study Abroad : Lieny Angel Laury
みんなさん、こんにちは
Ketemu lagi dengan Study Abroad Corner 😀 Hari ini kita akan baca testimony dari Lieny Angel Laury, yang selama 1 tahun telah menempuh pendidikan di Wakayama College of Foreign Language.
Bagaima kesan-kesan kamu selama belajar di Wakayama College of Foreign Language?
Proses pembelajaran yang diberlakukan sangat teratur dan terjadwal dengan baik. Sistem absensi pun dijalankan dengan teratur. Para guru yang mengajar maupun yang bertugas di kantor sangat ramah. Apabila ada pelajaran maupun hal diluar pelajaran yang ingin ditanyakan, para guru akan membantu sebisa mungkin. Siswa pun dapat mendiskusikan rencana karir maupun rencana studi ke jenjang berikutnya, dan para guru akan memberikan nasehat, pendapat serta masukan mengenai apa yang harus kita lakukan dan bagaimana kita harus bertindak.
Pelajaran yang diberikan mencakup grammar, listening, reading, persiapan menghadapi Nouryoku Shiken, dan beberapa kelas mendapatkan pelajaran membuat karangan atau cara menulis karangan yang baik.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah tidak hanya sebatas pelajaran diluar kelas saja. Pada saat-saat tertentu pihak sekolah akan mengadakan kegiatan khusus seperti festival olahraga, Christmas Party, Studi tour ke pabrik ( Pabrik Kao), dan berbagai acara lainnya.
Siswa yang mengikuti pelajaran di sekolah ini datang dari berbagai negara, diantaranya dari China, Vietnam, Thailand, dan beberapa negeri lainnya.
Secara keseluruhan saya merasa cukup puas dengan sistem yang dijalankan oleh sekolah dan sangat terbantu terutama pada bagian perencanaan studi ke depannya.
Bagaimana dengan kehidupan kamu di Jepang?
Hidup di Jepang sangat disiplin dan teratur, dimana semua orang menghargai waktu dan tidak melakukan segala sesuatu dengan setengah hati. Ada beberapa hal yang mungkin sedikit terkesan merepotkan diantaranya adalah orang yang dibawah umur 20 tidak dapat melakukan kontrak untuk memiliki handphone, sehingga saya harus berkeliling ke banyak tempat hingga menemukan Softbank, yang dapat melakukan kontrak meski harus menggunakan nama teman saya yang telah berumur 20 tahun.
Saya juga mempelajari, apabila hendak melakukan perjalanan ke tempat lain dan ingin memesan tiket maupun hotel, akan sangat baik jika hal itu dilakukan beberapa bulan sebelum rencana . Hal ini dikarenakan kita akan kehabisan slot apabila kita terlambat. Selain itu, saya mempelajari apabila ingin menonton sebuah konser pun terkadang kita tidak bisa mendapatkan tiket konser yang bersangkutan secara gampang karena adanya sistem undian. Bagi yang beruntung, akan mendapatkan tiket tersebut, dan bagi yang tidak kita hanya dapat menunggu kesempatan berikutnya.
Tidak semua orang Jepang itu ramah, ada pula yang terkesan kasar dan kadang melakukan tindak diskriminasi akan orang luar. Namun, saya sangat menyukai budaya Jepang yang segala sesuatunya serba teratur . serta pelayanan masyarakat yang ramah dan baik, dimana kita dapat bertanya dan mendapatkan jawaban dengan jelas dan detail dari petugas yang berjaga di stasiun. Selain itu, apabila waktu telah lewat dari pukul 23:00 , terkadang akan ada polisi yang menghentikan kita ditengah jalan dan akan mendapat beberapa pertanyaan mengenai umur kita, dan kita akan diminta mengeluarkan kartu identitas kita sehingga akan jauh lebih baik bila kita terus membawa kartu identitas tersebut kemana pun kita pergi.
Bagaimana dengan pengalaman arubaito kamu di Jepang?
Saya bekerja di dua tempat. Tempat yang pertama bernama “Gekkujin” sebagai kitchen staff, dan tempat kedua bernama “Toriden” sebagai hall staff. Kedua tempat ini benar-benar membuat saya bersyukur karena memiliki rekan kerja dan atasan yang baik dan mau mengerti kekurangan kemampuan berbahasa saya, serta ketidak cakapan saya dalam bekerja karena faktor tidak terbiasa. Atasan saya akan mengatakan apa yang harus saya kerjakan, dan apabila saya tidak mengerti, mereka akan menjelaskannya secara perlahan dan kadang disertai candaan, namun apabila keadaan sedang sangat sibuk, terkadang kita harus berusaha untuk mengerti apa yang dikehendaki dan mencoba untuk mengikuti pace mereka tanpa banyak bertanya karena akan menghalangi pekerjaan orang lain. Saya dilatih untuk belajar melihat keadaan sekitar saya dan berusaha mengerti apa yang harus dan dapat saya lakukan untuk membantu orang-orang yang bekerja bersama saya.
Owner Gekkujin sangat pengertian dan ramah. Pada beberapa pesta yang diadakan (Bounenkai, Shinnenkai), beliau selalu menyuruh saya untuk menabung dan biaya untuk berpartisipasi dalam pesta tersebut selalu ditanggung oleh beliau. Selain itu, saya merasa bahwa saya selalu dilindungi, seperti tidak duduk disamping orang yang sudah mulai mabuk (biasanya saya akan dipanggil untuk pindah ke samping orang yang tidak minum). Sedangkan di Toriden, tenchou sangat mudah bersahabat dengan para staff nya dan sering bercerita tentang kehidupan orang muda di Jepang, dan kadang bertanya mengenai beberapa hal yang berlaku di Indonesia.