International Experience : Wenny Sundawa at Toyama University

Wenny Sundawa, Binusian 2016 mendapat kesempatan untuk pergi ke Toyama University mengikyuti perkuliahan di Jepang selama 2 minggu. Ini merupakan salah satu pengalaman yang berharga bagi Wenny, dan juga akan menjadi motivasi bagi teman-teman lainnya. Mari kita dengarkan cerita dari Wenny berikut ini.

1

Saya Wenny Sundawa, Sastra Jepang kelas office, pada tanggal 12-24 oktober (2minggu) lalu saya mendapat kesempatan untuk ikut program SSP dari University of Toyama.

Bersama 1 mahasiswa dari Universitas Udayana Bali, kami mengikuti program ini.

Ini merupakan pengalaman pertama kalinya saya ke Jepang, awalnya saya cukup khawatir karena pergi sendirian, tapi setelah sampai di sana justru saya senang karena mulai dari turun di bandara Haneda saya harus menggunakan bahasa Jepang dalam setiap komunikasi.

Sampai di Toyama, saya dijemput langsung oleh Yamane sensei, juga ada Hayashi san (staff human development) dan Wahyu (mahasiswa universitas Udayana). Setelahnya, kami langsung menuju Guest House yang akan menjadi tempat tinggal saya dan Wahyu selama 2 minggu.

Dalam kurun waktu 2 minggu tersebut kami mempunyai banyak kegiatan untuk belajar tentang Jepang dan kota Toyama khususnya. Selain itu kami juga mempelajari tentang sistem pendidikan Jepang.

Kami juga diberi kesempatan untuk bisa mengikuti salah satu kelas reguler dan merasakan langsung bagaimana suasana kelas di sana. Kelas yang saya ikuti waktu itu adalah kelas tentang seni. Okazaki sensei yang memberi pelajaran, menjelaskan tentang lukisan-lukisan jaman dulu yang mempunyai arti kehidupan manusia. Pembahasan yang sangat menarik!

Saya juga berkesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Toyama. Pertama ada Gokayama, suatu kawasan yang di dalamnya ada rumah-rumah yang berbentuk tradisional, atapnya terbuat dari batang padi. Rumah-rumah tersebut pun masih berpenghuni, oleh karena itu jam buka kawasan ini pun diatur agar tidak mengganggu aktivitas warga setempat.

Lalu ada hutan yang tersisa di kawasan Nyuzen, yaitu Sawasugi. Di sekitar hutan ini sudah merupakan ladang sawah sehingga hutan yang tersisa hanya ini. Saat memasuki kawasan hutan, udara pun terasa berbeda, lebih sejuk. Di dalamnya juga ada mata air yang mengalir dan kami pun diijinkan untuk mencicipi air tersebut. Walaupun tanpa dimasak, air tersebut dapat langsung diminum, dan rasanya benar-benar lezat dan segar. Selain terkenal dengan produksi beras yang bagus, Toyama juga merupakan tempat produksi air yang lezat. Kami juga berkesempatan untuk mengunjungi salah satu perusahaan produksi air. Tempatnya juga tidak jauh dari laut Jepang. Dan dari sanalah air diproses agar dapat menjadi air minum dan didistribusikan ke kota lain.

Hari selanjutnya kami mengunjungi museum “Itai Itai Byou”. Itu merupakan museum yang menceritakan tentang penyakit “itai Itai’ yang dulu pernah menjangkit di kota tersebut. Penyakit tersebut disebabkan oleh lingkungan yang tercemar, oleh karena itu sampai saat ini pun kita diajak untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan terjaga kelestariannya agar tidak menyebabkan penyakit seperti dahulu.

Hari sabtu di minggu pertama merupakan jadwal kami untuk pergi ke Tateyama. Salah satu jadwal favorit dalam program ini menurut saya dan Wahyu. Kita pergi ke Tateyama dengan Yamane sensei menggunakan kereta. Saat di perjalanan pun kita dapat melihat pemandangan yang begitu indah. Perjalanan sekitar 2 jam lebih, dan sesampainya di Tateyama kami langsung merasakan dinginnya udara (saat itu sekitar 5derajat). Karena saat itu sedang musim gugur, sehingga banyak kouyou (daun yang memerah) di sekitar pegunungan. Tateyama merupakan kawasan pegunungan yang terdapat banyak gunung berbaris di kawasan itu. Dan gunung yang tertinggi terdapat salju di puncaknya. Kami beruntung karena walaupun musim gugur tapi bisa melihat salju. Dan ini juga merupakan pengalaman pertama saya melihat salju. Senang sekali bisa mengalami pengalaman yang menyenangkan ini.

Selain mengunjungi wisata yang ada di Toyama, kami juga mengunjungi sekolah yang ada di sana. SD dan SMP yang ada di bawah naungan University of Toyama. Sekolah tersebut merupakan sekolah unggulan. Di SMP kami berkesempatan untuk melihat langsung aktivitas di sekolah, seperti saat pelajaran berlangsung, saat diadakan rapat sekolah, juga saat bersih-bersih sekolah. Ketika di SD, jadwal kami adalah “Happy Shuukai”. Ada 4 mahasiswa University of Toyama yang juga ikut menemani kami dalam acara ini. Dari kampus kami berjalan menuju SD bersama-sama karena jaraknya memang tidak jauh. Acaranya sangat menyenangkan, saling berkenalan, bermain game, dan saya juga berkesempatan memperkenalkan budaya Indonesia kepada anak-anak tersebut. Anak-anak tersebut pun sangat antusias dengan acara ini sehingga kami pun begitu senang. Dan acara ini juga diliput oleh salah satu koran lokal di Toyama.

Dari kunjungan sekolah yang telah kami lalui ini, menurut saya memang peraturan, sistem pendidikan, dan penanaman moral di sekolah Jepang itu masih lebih baik dan disiplin daripada di Indonesia. Saya berharap juga suatu saat Indonesia dapat meniru sehingga pendidikan di Indonesia pun bisa lebih maju dan anak-anak Indonesia dapat mempunyai moral yang baik selain otak yang pintar.

Selain kegiatan di luar kampus tentu kami juga mempunyai kegiatan di dalam kampus, salah satunya “welcome party”, di acara ini kami bertemu dengan pelajar asing lainnya yang sedang belajar di University of Toyama. Saya memanfaatkan acara ini untuk dapat berkenalan dan berteman dengan pelajar asing lainnya. Sehingga selain mendapat teman orang Jepang, saya juga dapat berteman dari negara lain. Sampai sekarang pun saya masih bisa berkontak dengan teman-teman dari University of Toyama dan pelajar dari negara lain yang bertemu saat welcome party.

Selain welcome party, di hari terakhir kami juga ada acara farewell party. Beberapa mahasiswa dan sensei-sensei yang telah menemani kami selama 2 minggu itu pun turut hadir dalam farewell party.

Dalam program ini, walaupun saya muslim tapi saya tidak mendapat kendala untuk ibadah dan juga makanan. Saya sangat berterima kasih karena sensei dan teman-teman di Toyama juga sangat menghargai dan ikut membantu saya memilih makanan yang bisa saya makan. Terima kasih juga kepada sensei-tachi di Binus yang sudah memberikan saya kesempatan yang sangat berharga ini. Pertama kalinya ke Jepang seorang diri awalnya saya agak khawatir, tetapi setelah sampai sana, saya tidak khawatir karena negaranya memang aman dan orangnya yang juga ramah ketika saya memerlukan bantuan. Saya pun dapat mempelajari hal baik yang biasa dilakukan orang Jepang, dan saya juga berharap bisa meniru kebiasaan baik tersebut walaupun di Indonesia. Juga saya berharap teman-teman dan sensei di Toyama masih ingat dengan budaya Indonesia yang saya ceritakan saat kami ada waktu mengobrol bersama.