Study Abroad : Annisa Yulina in Ishikawa Japanese Studies Program Juni 2015
Berikut adalah pengalaman Annisa Yulina, Binusian 2016 yang mengikuti program musim gugur di Ishikawa Japanese Studies Program
Pada tanggal 29 November 2015 kemarin, saya beserta 10 orang teman sampai di kota Kanazawa, prefektur Ishikawa. Kami mengikuti program study abroad Ishikawa Japanese Studies Program (IJSP), belajar bahasa dan seni budaya Jepang di Ishikawa Foundation for International Exchange (IFIE). Hari itu adalah hari orientasi, kami dijelaskan soal peraturan sekolah dan diperkenalkan kepada masing-masing homestay family yang tentu saja adalah penduduk lokal. Kami tinggal bersama mereka di sana selama 1 bulan.
Saya selalu takjub dengan penampilan orang Jepang yang cenderung jauh terlihat lebih muda dari umur asli mereka. Keluarga yang menampung saya adalah sepasang suami-istri berumur sekitar 70 tahun, namun terlihat lebih muda 10 tahun. Mereka juga masih aktif bekerja dan menjadi volunteer bermacam-macam kegiatan.
Kami mendapat bermacam pengalaman menarik di sana. Kami melakukan banyak praktek seni budaya, seperti membuat keramik, seni menempel kinpaku, membuat kue tradisional, upacara minum teh dan membuat stempel. Semua adalah hal baru yang belum pernah kami lakukan, jadi kami sangat bersemangat, senang dan puas bisa merasakan proses semua seni budaya tadi.
Kegiatan yang paling berkesan bagi saya adalah ketika kunjungan ke kota Noto bersama IFIE. Di sana akhirnya saya merasakan apa yang disebut gakkou ryokou. Untuk pertama kalinya saya menginap di penginapan tradisional Jepang. Saya juga memakai yukata yang disediakan penginapan itu, berendam di dalam ofuro dan minum susu segar dalam botol setelah berendam. Sayangnya kami hanya menginap di sana untuk satu malam.
Program yang kami jalani ini berlangsung pada pergantian musim gugur ke musim dingin. Saya sempat khawatir dengan kesehatan saya karena saya tidak kuat dingin. Namun ternyata musim dingin tahun kemarin lebih hangat dari biasanya. Karena itu, salju tidak turun sebanyak biasanya. Namun salju tetap menutupi daerah pegunungan dan meski tidak melihat salju turun, saya senang mendapat kesempatan bermain salju di sana.
Suatu saat nanti saya ingin kembali ke Jepang, terutama Kanazawa, menemui homestay family saya dan menjelajahi bermacam tempat yang belum sempat saya datangi. Program IJSP ini menjadi pengalaman berharga saya yang tidak tergantikan.