Study Abroad : Annisa Ayu Anggraeni di IJSP
「傘を忘れるよお弁当忘れるのほうがいい」―”lebih baik ketinggalan bekal dari pada ketinggalan payung.”
Begitulah menurut penduduk yang tinggal di kanazawa. Kalau di Indonesia Kanazawa seperti kota Bogor. Berbeda dengan kota lain di pulau Honsu Jepang Kanazawa adalah kota yang memiliki kelembaban udara yang lebih tinggi. Ketika musim dingin Kanazawa juga lebih dingin disbanding kota-kota lain di pulau Honshu dan kota ini adalah kota yang paling jarang gempa.
Pada tanggal 29 November 2015, saya mendarat dengan selamat di bandara Komatsu dengan dua teman saya Bia dan Melati sekitar pukul 10 pagi. Selama satu bulan di Kanazawa saya tinggal di kediaman Ny. Nakamura Tsuneko.selama saya homestay di rumah beliau setiap selesai makan malam saya mengobrol banyak hal dengan beliau. Suatu hari Ny. Tsuneko berceriya tentang cuaca di Kanazawa.
Cuaca di Kanazawa bisa dibilang unik. Dari pagi sampai malam cuaca bisa berubah dari cerah, hujan, angin kencang bahkan sampai salju. Semua perubahan terjadi dalam satu hari.
Tidak lama setelah mendengar hal tersebut saya mengalaminya sendiri. Ketika saya bangun cuaca cukup mendung dan dingin. Ketika saya di dalam bis menuju sekolah tiba-tiba hujan turun, tetapi tak lama setelah saya sampai di sekolah langit berubah menjadi cerah, menjelang sore hari tiba-tiba hujan es yang disebut mizore turun.
Dihari yang berbeda, ketika saya bangun cuaca begitu cerah, lalu saya memutuskan untuk tak mebawa paying. Ternyata cuaca di Kanzawa benar-benar bisa menipu. Sekitar pukul empat sore hujan mulai turun dan saya terpaksa membeli payung.
Akhirnya saya mengerti kenapa orang Kanazawa lebih memilih ketinggalan bekal daripada ketinggalan paying.