PENGALAMAN DI JEPANG DARI SUDUT BUDAYA
oleh: Yohana Hoetama | 1801393670
Ketika kami semua sampai di KIX dan bertemu dengan Yabuzoe sensei, kami semua langsung pergi ke halte menuju Wakayama. Dan pada perjalanan pergi ke Wakayama, mengendara mobil menjaga jaraknya dari mobil yang lain jauh-jauh dan selalu berada di jalur yang sama sepanjang jalan, saya sama sekali tidak mencium bau gasoline.
Kota Wakayama sangat sepi dan diam, orang dan mobil yang lewat pun hanya sedikit. Sesudah kami semua menaruh dan merapikan barang bawaan di apartment, kamipun memutuskan untuk pergi ke toko hyakuen untuk membeli barang-barang yang kami butuhkan. Suhu di Wakayama tentunya lebih dingin daripada di Jakarta, saya, yang tidak pernah pergi ke negara yang mempunyai empat musim sama sekali, sudah merasa kedinginan dan memakai jaket dan baju tebal.
Biarpun tidak ada mobil yang melewat sama sekali, tidak ada orangpun yang menyebrangi jalan sama sekali sampai lampu berganti menjadi hijau. Kebanyakan orang yang kami lewati pastinya melihati kami dan setelah beberapa minggu berada disini, saya menyadari bahwa orang-orang yang berada disini tidak berjalan dalam grup yang besar.
Kebanyakan orang yang tinggal di Wakayama adalah orang-orang tua, saya merasa kasihan kepada orang-orang tua yang saya lewati ketika pulang ataupun pergi ke sekolah karena kebanyakan dari mereka sangat bongkok dan memakai tongkat. Toko-toko yang ada disini mulai dibuka pada jam 11 pagi dan waktu itu saya sedang kelaperan pada jam 10an terpaksa makan makanan convienience store dekat sekolah.