Bahasa Anak Muda Jepang

Artikel ini adalah tugas dari mata kuliah Nihongo 4, ditulis oleh Haifa Lathiefa, Siti Ayu Nilamsari, Sitirani Putri Lestari & Suci Rizkika Sari

Kami melakukan wawancara dengan salah satu mahasiswa dari Wakayama University, Miazaki Saeri.

Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi dari penutur ke pendengar. Tanpa adanya bahasa informasi tidak akan tersampaikan dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Jadi, kehidupan sosial manusia sangat erat kaitannya dengan penggunaan bahasa.Bahasa dapat berupa verbal dan isyarat. Dalam artikel ini, bahasa yang akan dibahas adalah bahasa verbal, khusunya bahasa verbal yang digunakan dalam bahasa Jepang.

Tidak hanya itu, bahasa Jepang memiliki batasan umur dalam penggunaannya. Misalnya ketika seorang anak remaja bertemu dengan orang tua/gurunya maka tidak boleh menggunakan wakamono kotoba dalam berbicara dengan mereka karena wakamono kotoba hanya digunakan di kalangan sebayanya.

Wakomono kotoba berarti kata – kata gaul dalam bahasa Jepang yang biasa digunakan oleh anak muda Jepang. Layaknya di Indonesia, anak muda Jepang juga memiliki ragam bahasa yang hanya digunakan dan dipahami oleh kalangannya, Ragam bahasa tersebut biasanya digunakan sebagai bentuk pengekspresian semangat kawula muda.

Mari kita bahas beberapa di antaranya. Yang pertama adalah, yabai. Dari hasil wawancara dengan Saeri-san, yabai merupakan kata yang digunakan untuk mengungkapan ekspresi yang berlebihan, tidak hanya berlebihan dalam hal baik tetapi juga dalam hal buruk. Contohnya ketika mencicipi makanan yang benar-benar enak, kawula muda di Jepang lebih cenderung untuk mengatakan yabai daripada totemo oishii (benar-benar enak). Contoh lainnya adalah maji yang memiliki arti yang sama dengan hontou (benarkah?). Menurut Saeri-san wakamono kotoba yang sedang menjadi trend di kawula muda khususnya di wakayama adalah yoki yang artinya ii (enak, baik atau bagus).

 

Menurut Saeri – san, anak muda di Jepang menggunakan wakamono kotoba karena hal itu  keren dan kekinian. Apalagi ketika melihat anak muda yang menggunakan wakamono kotoba pada saat tampil di acara tv.

 

Sama halnya dengan bahasa lainnya, bahasa Jepang memiliki bahasa baku dan tidak baku. Bahasa Jepang juga mengenal bahasa pria dan wanita. Contohnya penggunaan atashi (saya) dalam bahasa Jepang, wanita sangat jarang dan dianggap aneh apabila menggunakan ore dan boku karena kedua kata tersebut hanya digunakan oleh pria di Jepang. Dan sebaliknya, ketika pria menggunakan atashi sebagai pengganti atashi, hal tersebut akan dianggap aneh karena atashi hanya digunakan oleh wanita.