Market Makanan Halal di Jepang
Makanan di Jepang telah mengalami perubahan rasa, bentuk, penyajian, bumbu, cara masak, cara makan, dan sebagainya sejak restorasi Meiji. Ada beberapa makanan dari barat yang sudah dianggap biasa pada masa kini, seperti hamburger, pizza, spaghetti, steak, dan sebagainya. Namun sejak tahun 2015, ada satu budaya makanan baru yang datang dari negeri Timur Tengah atau budaya agama Islam yakni Halal Food. Beberapa orang Jepang mencoba makan makanan halal karena suatu budaya makan baru, alasan kesehatan, murah, dan sebagainya. Beberapa orang Jepang telah merasakan manfaat halal food ini menjadi pilihan makanan sehari-hari karena disajikan dengan konsep najis yang ternyata mendekati dengan konsep omotenashi. Konsep omotenashi terhadap halal food ini juga sebagian mengacu pada acara Olimpiade yang akan digelar 2020 di Jepang. Harapan dari orang Jepang untuk mengembangkan halal food ini agar orang yang beragama Islam juga dapat menikmati makanan dengan aman saat berkunjung di Jepang. Tujuan dari penelitian ini meneliti budaya omotenashi terhadap halal food di Jepang adalah untuk menganalisa 2 budaya yang berbeda untuk mencari kesamaan konsep dalam budaya makan. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini yakni deskriptif analistis. Teori dan konsep omotenashi yang akan digunakan yakni dari Hidekazu Iwamoto, Kensuke Takahashi, Hirofumi Tachibana, dan sebagainya. Kesimpulan dari penelitian ini akan menghasilkan sebuah gambaran budaya omotenashi terhadap halal food di Jepang makanan baru yang sehat, murah, dan dapat menciptakan persahabatan antara budaya Islam dengan budaya Jepang.
Kata Kunci : omotenashi, fast food Jepang, kepuasan dan kepercayaan
Abstrak ini merupakan hasil penelitian dari Roberto Masami Prabowo, S.S, M.Si yang telah dipresentasikan di Association of Asian Studies Conference di Washington DC, Amerika Serikat pada tanggal 25 Maret 2018