Pernah Hancur Oleh Angin Topan Lihatlah Betapa Indahnya Desa Ini Sekarang

 

Teman-teman pasti sering merasa penat jika berada di kota bukan.

Ada suatu saat dimana rasanya kita ingin beristirahat sebentar dari kehidupan di kota, menghirup udara segar, dan menikmati sejuknya pepohonan.

Karena pada dasarnya kita adalah makhluk hidup yang berhubungan dengan alam, sangatlah wajar jika kita mengidamakan ketenangan hidup seperti di tempat-tempat asri yang masih banyak pepohonan.

Beristirahat di tempat dimana suasana tenang dengan lingkungan yang asri dan segar adalah idaman setiap orang, begitu juga dengan masyarakat di Jepang.

Lingkungan yang masih segar akan udaranya adalah pedesaan.

Salah satunya seperti desa ini.

Iyashi no Sato (いやしの里)

Desa ini berada di situs bekas desa pertanian sebelumnya yang berada di bagian barat tepi Danau Saiko.

Pada tahun 1996, desa ini hancur karena sebuah longsor yang disebabkan oleh angin topan.

Desa tradisional beratap jerami ini kemudian dibangun kembali 40 tahun kemudian dan dibuka menjadi museum terbuka untuk publik dan desa untuk membuat kerajinan tangan tradisional  dimana para wisatawan dapat belajar mengenai budayanya, mecoba serta membeli berbagai macam kerajinan tangan lokalnya.

Desa ini termasuk ke dalam desa tradisional yang paling terkenal di Jepang bersama dengan “Shirakawago” yang berada di Gifu dan “Boso no Mura” di Chiba.

Kita bisa melihat rumah serta bangunan tradisional Jepang dengan jerami juga anyaman bambu sebagai atap  dan dindingnya.

Desa ini merupakan tempat pelarian bagi masyarakat Jepang dan para wisatawan yang ingin kembali merasakan suasana desa yang tenang dan asri dari segala kesibukan kota.

Oleh karena itu desa ini juga dikenal sebagai Healing Village.

Perpaduan Gunung Fuji dan Danau Saiko berpadu menjadi satu pemandangan membuatnya menjadi salah satu kenangan terindah saat kita berkunjung ke desa ini.

Berjalan-jalan di Iyashi no Sato akan membuatmu berasa kembali ke periode Showa.

Benar-benar wajib dikunjungi teman-teman!

 

Akan lebih terkenang jika teman-temang berkunjungnya pada musim gugur karena warna daun-daun momiji akan menghiasi desa ini.

Desa ini sekarang mempunyai lebih dari 20 rumah dimana rumah ini berupa toko-toko, restauran, museum, dan galeri.

Masing-masing toko berspesialisasi dalam kerajinan tradisional seperti tembikar, dupa, maupun tenun.

Kita juga bisa membuat produk tradisional di beberapa toko kerajinan tangan.

Seperti kertas washi, arang, mie soba juga Houtou(seperti kwetiaw yang dimasak dalam kuah miso dengan sayuran).

Salah satu restoran yang wajib dikunjungi saat berada disini adalah Wazenya Saiun.

Restoran ini menjual masakan tradisional Jepang dengan pemandangan langsung menuju Gunung Fuji.

Ada juga toko yang menawarkan teh secara gratis.

 

Di Iyashi no Sato juga terdapat toko kostum dimana kita dapat mencoba yukata dan yoroi(pakaian pasukan jaman dahulu).

Harga sewanya sekitar 500 yen.

Nanti akan terdapat ibu-ibu yang membantu untuk memakaikan kostumnya.

Rumah ini merupakan toko yang teramai karena banyaknya pengunjung yang ingin mengambil foto dengan kostumnya sebagai kenangan.

 

Salah satu rumah dimana kamu bisa mencoba membuat kerajinan tangan bernama “Seseragiya”.

Disana kamu bisa membuat sebuah kartu dari hasil gambar sendiri ditemani oleh suara air sungai yang menenangkan.

 

Di dalam desanya juga terdapat tanaman yang pastinya akan menarik perhatian yaitu “Kikoa”.

Tanaman ini tumbuhnya padat dan berwarna merah maroon.

Desa ini juga akan didekor dengan labu-labu jika kamu datang mendekati hari Halloween.

Lucu sekali ya!

Jessyca Riestia