Budaya Populer Jepang di Indonesia
Budaya populer Jepang mulai dikenal secara luas di Indonesia pada tahun 1990-an. Memang sebelumnya di tahun 1970-an dan 1980-an anime sudah masuk ke Indonesia melalui teknologi video recorder yang filmnya didapatkan di rental-rental video dalam bentuk “betamax” dan “VHS”. Akan tetapi dikenalnya budaya Jepang populer secara lebih meluas di Indonesia pada tahun 1990-an, dapat ditandai oleh diterbitkannya komik-komik Jepang yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh PT. Elex Media Komputindo, salah satu anak perusahaan penerbit Gramedia. manga yang diterjemahkan seperti Candy Candy, Doraemon, Dragon Ball, KungFu Boy, Detektif Conan, dan lain sebagainya, terpajang di toko buku yang ada di Indonesia, seperti misalnya “Toko Buku Gramedia”.
Komik-komik terjemahan ini biasanya terbit bersamaan dengan ditayangkannya anime dari Jepang yang dibeli lisensi penyiarannya oleh stasiun-stasiun televisi swasta. Beberapa judul seperti Doraemon, Sailor Moon, Saint Seiya, Detektif Conan, dan Pokemon tersebar dan disukai berkat adanya saluran yang seiring sejalan, yaitu manga dan anime.
Manga dan anime pun kemudian mulai memenuhi pasar konsumen Indonesia, karena saluran ini pun kemudian berkembang menjadi distribusi melalui versi legal/ original (misalnya melalui televisi) maupun versi bajakan (Betamax, VHSataupun VCD dan DVD) yang muncul di akhir dasawarsa ’90-an. Semakin banyaknya kalangan anak muda Indonesia yang menikmati manga dan anime, memberi jalan bagi produk-produk budaya populer Jepang lainnya untuk tersebar dan disukai di Indonesia.
Produk-produk budaya populer tersebut antara lain, musik Jepang dalam berbagai aliran (J-Pop,J-Rock, Soundtrack dll), gaya berpakaian dan bermake-up Visual-Kei, Lolita ataupun Harajuku, produk lagu maupun pernak-pernik grup-grup dance cover dan idol group, video games, makanan Jepang, dan sebagainya. Dalam hal ini internet merupakan medium penting bagi tersalurkannya produk-produk budaya pop Jepang di kalangan anak muda Indonesia. Melalui internet mereka dapat mengunduh dan membaca berbagai karya manga , menonton dan mengunduh anime, dan bermain games dalam jejaring, di saat yang bersamaan dengan ribuan penggemar budaya pop Jepang di belahan dunia lainnya.
Selain melalui audio-visual, budaya populer Jepang juga diperkenalkan di acara-acara kebudayaan yang dilaksanakan di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Terutama pada perguruan tinggi yang memiliki program studi bahasa Jepang.Contohnya adalah “Gelar Jepang” di Universitas Indonesia, yang diadakan setiap tahun sejak 1995. Selain itu, diadakan juga festival budaya pop Jepang yang penyelenggaranya pihak swasta seperti Anime Festival Asia (AFA), Hello Fest, Comic Frontier, dan sebagainya. Jadi, melalui media-media ini budaya pop Jepang memantapkan posisinya di kalangan penggemar Indonesia.