Kentucky Fried Chicken, Tradisi Natal di Jepang
Tinggal beberapa hari lagi menjelang hari natal. Di sepanjang jalan, ada kalanya kita melihat pohon cemara yang berhiaskan lampu rias, menyala terang-benderang di malam hari. Kebanyakan orang menghabiskan waktu bersama keluarga, mungkin pergi makan keluar, atau menikmati hidangan rumah yang hangat. Jepang, memiliki formula yang berbeda dalam merayakan hari raya Natal ini.
“Finger Lickin’ Good!”
Merasa familiar dengan slogan ini? Yap, di Jepang, hari natal sangatlah identik dengan restoran fast food yang satu ini, seperti yang kalian duga, produk yang dimaksud adalah Kentucky Fried Chicken, atau yang biasa kita sebut KFC.
Menurut BBC, di setiap hari natal, 3.6 juta keluarga di Jepang membeli Kentucky Fried Chicken. Hal ini sudah menjadi tradisi nasional.
Sebenarnya di luar negeri-pun, tidak jarang ada orang yang menghabiskan malam natalnya di KFC, namun di Jepang sendiri, membeli makanan di KFC merupakan sesuatu yang dianggap spesial, namun ada juga yang menghabiskan waktunya di restoran strata atas.
Namun sayangnya, bagi yang berpartisipasi untuk membeli ayam goreng renyah ini, mendaftarkan dirinya untuk antrian yang hebat. Bulan Desember merupakan bulan yang luar biasa sibuk bagi KFC cabang Jepang. Penjualan per-hari bisa mencapai 10 kali lipat dari hari biasa. Untuk menu spesial natalnya, ada kalanya kita harus memesan seminggu lebih awal. Tanpa preparasi ini, ada kalanya kita harus mengantri dalam jangka waktu yang cukup lama, mungkin hingga berjam-jam.
Mungkin kita bertanya-tanya dari mana asal-muasal tradisi ini.
Semua berawal dari sebuah gerakan promosi, promosi yang mengindikasikan seakan-akan Kentucky merupakan produk khusus di hari Natal ini.
“クリスマスには, ケンタッキー”
“Kentucky for Christmas”
Menurut Motoichi Nakatani, salah satu pembicara di KFC, tren ini mulai berkat Takeshi Okawara, manager di cabang KFC yang pertama di Jepang. Okawara menemukan ide ini ketika mendengar kedua pasangan yang sedang berbincang.
Pasangan ini kangen akan hidangan turkey di malam natal. Dari sini, Okawara merasa bahwa ayam dapat menjadi substitusi yang menarik, kemudian, ia mulai memasarkan “Party Barrel” untuk menyelenggarakan Natal. “Party Barrel” cenderung disebut “Bucket Ayam” kalau di Indonesia.
Pada tahun 1974, KFC membawa rencana marketing ini ke ranah nasional dengan slogan “Kentucky for Christmas”. Diluar dugaan, KFC tenggelam dalam popularitas. Okawara-pun langsung mendapat kenaikan pangkat, sampai akhirnya menjadi CEO KFC Jepang, ia menjabat sebagai CEO dari tahun 1984 hingga tahun 2002.
Joonas Rokka, professor dalam bidang marketing di Sekolah Bisnis Emlyon mencoba mempelajari fenomena unik ini.
“KFC mengisi kekosongan.”, ia menyatakan bahwa natal bukanlah tradisi yang identik dengan negara Jepang. Identitas natal belum terbentuk, dan tiba-tiba, KFC datang dan memberikan gambaran bahwa, natal itu identik dengan KFC sendiri. Selain dari itu, untuk memperkuat impresi natal, Kolonel Sanders-pun turut dihiaskan dengan kostum Santa Claus.
Rokka pun turut menyatakan, di negara dimana populasi orang yang beragama Kristen minim, Natal sulit dianggap sebagai hari raya resmi. Jadi, konsep memasak ham atau turkey pada hari raya ini bukanlah konsep yang umum di mata mereka.
Idenya pun juga tergolong tidak praktis, jadi, introduksi ayam KFC sebagai symbol natal bukanlah sesuatu yang mustahil, meski di barat sendiri, membawa fast food dapat dianggap sebagai sesuatu yang tidak sopan.
Jadi, apabila anda sedang berada di negeri sakura yang satu ini, apalagi pada saat hari natal. Mungkin informasi diatas dapat membantu anda menyusun strategi untuk membeli ayam KFC!
Source: BBC, KFC (JP)