I LOVE YOU, I KILL YOU

Trend baru dalam subculture Jepang

Kontradiksi yang ditampilkan dalam judul di atas menggambarkan sebuah trend baru di kalangan subculture Jepang, yaitu yami kawaii. Berdasarkan laporan dari situs refinery29, yami kawaii adalah tren fashion baru di kalangan anak muda Jepang. Selain itu, yami kawaii juga sebagai mekanisme pertahanan diri anak muda jepang terhadap kelainan jiwa. Jepang dikenal sebagai masyarakat kaku dan konformitas terhadap masyarakatnya. Setiap interaksi laki-laki dan perempuan didalam masyarakatnya sudah tertanam bahwa kelompok lebih penting dari pada individual. Konformitas dinomersatukan daripada perbedaan. Maka tidak heran banyak anak muda Jepang dewasa ini mengalami gangguan mental karena mereka tidak bisa memenuhi tekanan hidup di dalam masyarakat Jepang. Menariknya dari yami kawaii ini adalah percampuran unsur imut dan lucu dengan unsur gelap seperti bunuh diri, pesakitan, silet, darah dan sebagainya.

Pelopor fashion yami kawaii adalah Bisqo. Dia mengaku dirinya mengalami gangguan mental sejak remaja. Bahkan dirinya sudah mencoba berulang kali untuk bunuh diri. Tapi tidak pernah berhasil. Bisqo menambahkan bahwa alasan dia menciptakan gaya fashion yami kawaii adalah sebagai mekanisme perlindungan terhadap kekerasan mental yang dialaminya dari keluarga terdekatnya. Dirinya merasa tidak bisa mengatasi tekanan luar (masyarakat Jepang) yang sangat kaku dan konformitas terhadap norma dan nilai yang berlaku di dalam masyarakat Jepang. Jadi, yami kawaii selain sebagai fashion style juga sebagai mekanisme bertahan untuk anak muda Jepang yang menderita gangguan mental.
Menurut Bisqo, fashion style yami kawaii ingin menujukkan unsur keimutan dengan tambahan gaya anti-sosial atau anti mainstream, hal inilah yang menarik perhatian anak muda Jepang, lanjut Bisqo. Meskipun menampilkan elemen gelap tapi diekspresikan melalui karakter kawaii di dalam budaya kawaii menjadikan gaya ini berterima di kalangan anak muda Jepang. Khususnya bagi anak muda yang mengalami gangguan mental. Bisqo menciptakan karakter menhera-chan untuk mengekspresikan fashion style yami kawaii. Menhera merupakan istilah untuk mendeskribsikan sesorang yang mengidap gangguang mental. Jadi, Bisqo menyatukan elemen imut dan elemen gelap dalam sebuah karakter kawaii seperti kebanyakan karakter yandere adalah tujuan dari fashion style yami kawaii.

Bagi Bisqo dan beberapa anak muda Jepag lainnya fashion style yami kawaii memberikan semangat hidup, tapi mengapa demikian? Jepang memiliki tingkat bunuh diri paling tinggi di dunia, bahkan membicarakan tentang gangguan mental dan depresi merupakan hal yang tabu, lalu apa tujuan Bisqo mempelopori fashion style yami kawaii? Menurut Bisqo, penyakit mental seperti depresi dan keinginan bunuh diri sudah banyak melanda di kalangan anak muda Jepang, bahkan dirinyapun mengalaminya sendiri. Maka dari itu, melalui fashion style yami kawaii ini Bisqo berusaha memberikan pesan kepada anak-anak muda Jepang yang mengalami depresi dan gangguan mental untuk tidak menyerah dengan keadaan dan mengatasinya dengan menuangkan keresahan mereka dengan berekspresi menggunakan fashion style yami kawaii.

Putri Andam Dewi