Mengenal Fenomena Sosial Hikikomori

Berdasarkan data pemerintah Jepang yang dipublikasikan pada tahun 2018, pemerintah Jepang memperkirakan ada 600-700 ribu orang hikikomori di Jepang. Orang-orang yang pada hakikatnya setelah lulus dari sekolah atau kuliah akan langsung mencari pekerjaan dan berbaur dengan masyarakat. Akan tetapi seorang hikikomori menghabiskan waktunya sekitar 2-3 tahun dengan rasa frustasi dan kekesalan.

Kata hikikomori terdiri dari 2 kanji yaitu 引く(hiku) yang artinya menarik dan 篭り(komori) yang artinya menutup diri. Menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Sosial Jepang hikikomori adalah orang yang sedang tidak sekolah, tidak mempunyai pekerjaan, tidak berbaur dengan orang lain selain keluarga dan kondisi ini terus berlangsung selama 6 bulan. Mereka tidak keluar rumah dan mengurung diri di kamar. Menarik diri dari hubungan sosial antar sesama manusia.

Berdasarkan survei Departemen Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang, Hikikomori  dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, yaitu:

  1. Tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja.
  2. Penyakit (patah tulang karena kecelakaan, etc)
  3. Gagal mencari tempat kerja
  4. Putus sekolah
  5. Masalah hubungan sosial
  6. Tidak dapat beradaptasi dengan dunia perkuliahan
  7. Gagal dalam ujian

Berdasarkan data diatas, yang paling signifikan menyumbang jumlah pada hikikomori adalah karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja sebesar 23.7% dan disebabkan oleh penyakit atau akibat harus dirawat di rumah sakit untuk jangka waktu yang lama sebesar 27,3%. Hikikomori yang disebabkan karena gagal mencari tempat kerja memasuki urutan ketiga dengan 20%.

Jumlah hikikomori berusia 15 sampai 39 tahun di Jepang terlihat menurun, akan tetapi jumlah hikikomori yang tetap menjadi hikikomori dan mulai menjadi tua semakin banyak. Hal ini akan jadi masalah ketika seorang hikikomori kehilangan orang tuanya yang selalu menopang hidupnya dan tidak mampu membiayai kehidupannya sendiri. Tinggal sendiri dan mati sendiri akan menanti seorang hikikomori tua yang tidak mampu berubah.

Pada Juli 2010, Kantor Kabinet Jepang merilis jumlah data Hikikomori berusia 15 sampai 39 tahun adalah 696.000 Orang. 5 tahun kemudian, Desember 2015, Kantor Kabinet Jepang merilis hasil survei mereka yang menyatakan ada sekitar 541 ribu orang usia 15-39 tahun di Jepang yang melakukan pengasingan sosial akut. Sekitar 35 persennya telah mengisolasi diri selama tujuh tahun atau lebih.

Jumlah anak muda yang menjadi hikikomori cenderung stabil setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam permasalahan seperti Bullying, permasalahan pertemanan, permasalahan keluarga. Pada umumnya seorang hikikomori mempunyai karakteristik seperti merasa bahwa dirinya tidak mempunyai nilai atau kelebihan sama sekali jika dibandingkan dengan orang lain, mudah mengalami trauma karena kalah bersaing dan menghindari konversasi yang bisa menyinggung dirinya.

Di Jepang, ada satu kasus yang sempat membuat gempar karena pelakunya adalah seorang hikikomori dan mendapat sorotan luas dari media. Kasus itu disebut 豊川市一家5人殺傷事件 (Toyokawa-shi ikka gonin sasshou jiken) yang terjadi pada 17 April 2010. Seorang laki-laki hikikomori berusia 30 tahun yang sudah menjadi hikikomori selama belasan tahun membunuh 5 orang keluarganya sendiri. Ia membunuh kedua orang tua dan 3 adiknya lalu membakar mereka di kamarnya yang telah ia gunakan untuk mengurung diri selama belasan tahun.

Hikikomori juga mendapat banyak perhatian bukan hanya dari Jepang, namun dari seluruh dunia. Di Youtube, ada banyak berita yang sudah dilihat hingga jutaan orang dari seluruh dunia. Mulai dari video yang diunggah ABC News Australia berjudul “Japanese men locked in their bedrooms for years” lebih dari 2 juta orang. Lalu video dokumenter berdurasi 26 menit yang dibuat oleh RT Documentary dengan judul “Hikikomori Loveless: What causes young Japanese hermits to give up on real life”. Video ini tentang seorang profesor yang biasa menangani orang pelaku hikikomori melakukan tugasnya mengajak para hikikomori untuk mulai mencoba pergi keluar rumah. Video ini diunggah pada 14 Juni 2018 dan mendapat perhatian oleh 1 juta 400 orang lebih.

Kebiasaan hidup menutup diri bisa membuat seseorang menjadi hikikomori. Seseorang yang mudah depresi sangat rentan untuk menutup diri dan berdiam di kamar selama seharian. Walaupun sudah tidur cukup di waktu malam, akan tetapi ketika bangun pagi hari masih terasa mengantuk dan tidur-tiduran sepanjang hari di siang hari. Hal ini bisa menjadi sangat mengerikan ketika gaya kehidupan seperti ini berlangsung hingga berminggu, bahkan berbulan-bulan. Jika anda salah satu orang yang mempunyai tanda-tanda seperti ini, mungkin sudah saatnya anda butuh pertolongan.

Danar Taruna Pamungkas