Kemandirian Anak-Anak di Jepang

Kalian tentunya tidak asing lagi kan dengan adanya anime-anime seperti Doraemon, Crayon Shinchan, dan Ninja Hattori. Dan jika kalian pernah menonton anime yang sudah disebutkan diatas, pasti kalian menyadari suatu kesamaan yang dimiliki anime tersebut. Ya, anime tersebut memiliki kesamaan tokoh utama, seorang anak kecil yang nakal,pemalas, suka bermain, dan selalu mendapatkan peringkat rendah / nilai yang rendah di sekolahnya. Oleh karena itu, ada yang selalu membantu mereka dalam mengatasi hal ini, seperti Doraemon untuk Nobita dan Ninja Hattori untuk Kenichi. Tapi apakah kalian benar-benar berpikir bahwa anak-anak Jepang, terutama anak-anak sekolah dasarnya memiliki sikap yang seperti itu , memiliki ketergantungan tinggi terhadap orang lain, tidak mandiri?

Jepang terkenal dengan negara yang memiliki warga yang rajin, disiplin dan selalu tepat waktu. Rupanya hal tersebut sudah dipelajari sejak kecil oleh masyarakatnya. Dalam studi yang ditulis oleh Linda Bennett “Expectations for Japanese Children”, sikap-sikap seperti taat aturan, disiplin dan berkomitmen sudah diajari sejak kecil, oleh sekolah dan keluarganya. Di sekolah mendorong muridnya untuk dapat menerapkan sikap self-discipline (hansei) and pekerja keras. Karena masyarakat Jepang menganut paham yareba dekiru yang bearti, semua hal bisa dilakukan asalkan kita mau bekerja keras.

Hal yang mirip juga terlihat dalam buku yang ditulis oleh Sam Bankin “Moral Education at Japanese Elementary School”. Disana terlihat salah satu sekolah elementary school di Jepang yang mengajarkan murid-muridnya untuk mandiri. Seperti yang terlihat pada Jam makan siang. Sebelum mereka mulai makan siang, guru-guru mereka akan menyuruh mereka untuk mempersiapkan makanan, mereka harus menggunakan masker, sarung tangan dan jaring rambut agar tetap menjaga kehigenisan makanan mereka. Bahan-bahan makanan berasal dari hasil tanaman yang dilakukan bersama oleh murid-muridnya. Setelah selesai makan, mereka diwajibkan untuk mencuci peralatan makan mereka bersama-sama. Mereka bahkan membersihkan kelas mereka sendiri setelah pelajaran selesai.

 

Jadi, tidak mungkin mereka bisa santai sepanjang hari seperti yang dilakukan Nobita.

Di rumah, mereka juga diajarkan untuk memiliki sikap yang mandiri, seperti yang ada dalam dokumen yang dibuat oleh Western Standars, anak-anak sejak kecil sudah diajarkan untuk merapikan sepatu dan buku sekolah mereka sendiri, membersihkan piring dan gelas setelah selesai makan, dan mereka diajarkan untuk dapat pergi ke sekolah mereka sendiri menggunakan kereta. Anak-anak diajarkan agar dapat mengatasi masalah mereka sendiri agar mereka bisa pergi sampai sekolah dan pulang sampai rumah tanpa kendala.

Nah, rupanya apa yang kita lihat di animasi masa kecil kita sangatlah berbeda dengan yang terjadi sebenarnya. Inilah salah satu alasan mengapa negara Jepang dapat berkembang cepat, karena mereka sudah dilatih untuk rajin dan mandiri sejak dini. kita harus dapat mencontoh kebiasaan ini dan dapat menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

 

Nama Marsella Giovani

NIM : 2001603962

 

Referensi:

  1. Stevenson, “Japanese Elementary School Education,”The Elementary School Journal92, No. 1 (1991): 109-120.

Bankin Sam, “Moral Education at Japanese Elementary School”(2015)

Gunnarsdóttir Bertha, “Japanese Educational System” (2015)

https://youtu.be/P7YrN8Q2PDU (Japanese Independent Kid)