Lost Generation di Jepang

Mungkin beberapa mahasiswa/i pernah dengar istilah “lost generation”, kenapa mereka dinamakan begitu? Seolah-olah generasi yang tersesat atau sesat? Supaya lebih mudah dimengerti, mari kita simak sedikit sejarah generasi di Jepang.

Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang telah menyerah tanpa syarat kepada sekutu dan pada tanggal 2 September 1945 Jepang menandatangai perjanjian resmi mengakhiri perang. Setelah Perang Dunia ke-2 berakhir, masyarakat Jepang mulai merasakan damai dan memulai membentuk perekonomian keluarga baru dengan menikah. Kemudian negara Jepang mengalami peningkatan jumlah kelahiran yang dikenal dengan baby boom pertama atau dalam bahasa Jepangnya dankai no sedai (団塊の世代) pada tahun 1947 – 1949. Selain itu, pemerintah Jepang juga telah meresmikan hari kedewasaan atau yang dalam bahasa Jepangnya disebut dengan seijin no hi (成人の日) atau happy Monday, yakni sebuah upacara kedewasaan atau dalam bahasa Jepangnya seijinshiki (成人式(せいじんしき)), yang ditujukan untuk seluruh masyarakat Jepang yang sudah berusia 20 tahun pada minggu kedua di hari Senin di bulan Januari.

Baby boom kedua atau dalam bahasa Jepangnya disebut dengan dankai junior (団塊ジュニア) atau disebut juga dengan the second generation of baby boomer (第(だい)2次(じ)ベビーブーマー) di tahun 1971 – 1974. Umumnya masyarakat yang lahir tahun baby boom pertama dan kedua ini setelah mereka melewati upacara kedewasaan (成人式(せいじんしき)), mereka mulai bekerja, menikah, dan rata-rata punya memiliki rumah, mobil, dan suka wisata keluar negeri yang menjadi gaya hidup orang mapan (National Institute of Population and Society Security Research (国立(こくりつ)社会(しゃかい)保障(ほしょう)・人口(じんこう)問題(もんだい)研究所(けんきゅうじょ)) (www.ipss.go.jp).

Angka kelahiran baby boom pertama dengan kedua mengalami penurunan yakni sebesar 2.091.983 jiwa (baby boom pertama sebesar 2.696.638 jiwa). Angka ini mengalami penurunan karena para generasi yang lahir di baby boom pertama, mereka telah berhasil membangun negara Jepang. Namun dengan kesibukan bekerja membangun negaranya, generasi ini umumnya hanya punya anak 2 – 3 anak (www.nikkei.com).

Dari fenomena berkurangnya jumlah kelahiran baby boom ke-2 (団塊(だんかい)ジュニア) dibanding baby boom pertama (団塊(だんかい)の世代(せだい)), pemerintah Jepang baru menyadari ancaman dari kekurangan tenaga dan sumber daya manusia sekitar tahun 1990-an. Selain dari permasalahan dari berkurangnya jumlah generasi berikutnya, orang – orang Jepang yang lahir di tahun 1947 – 1949 (団塊の世代) yang sekitar 127.515.000 jiwa ini akan pensiun di usia 60 – 65 tahun, yakni di tahun 2007 – 2012. Sedangkan orang – orang yang lahir di tahun 1971 – 1974 (団塊ジュニア) yang sekitar 116.618.000 jiwa akan pensiun di tahun 2031 – 2036.

Generasi berikut setelah dankai junior adalah post dankai junior (ポスト団塊ジュニア)  yang lahir sekitar tahun 1975 – 1984. Masyarakat Jepang yang lahir tahun ini banyak yang mengalami perubahan pandangan terhadap masa depan dan semangat kerja di perusahaan. Mereka yang awalnya punya harapan ingin bekerja di perusahaan besar dan ternama dengan berusaha dalam pendidikannya masuk ke perguruan tinggi negeri ternama, seperti Universitas Tokyo (東京大学), Universitas Osaka (大阪大学), dan Universitas Kyōto (京都大学), Jepang mengalami krisis ekonomi (バブル崩壊) ditahun 1989. Ketidakpastian ekonomi dan pemecatan karyawan perusahaan ini membuat para masyarakat dan khususnya mahasiswa/i menjadi berubah pandangan terhadap masa depannya. Generasi ini dikenal dengan lost generation (ロストジェネレーション・失(うしな)われた世代(せだい)) dan ada juga yang menyebutnya ice age generation (氷河期(ひょうがき)世代(せだい)).

 

 

Referensi

  • 「団塊」「バブル」「ロスジェネ」「ゆとり」… サラリーマン. Diunduh dari https://www.nikkei.com/article/DGXMZO98989500Z20C16A3I10000/