SENIMAN SEKALIGUS PENGHIBUR TRADISIONAL JEPANG (“GEISHA”)

Geisha atau geiko adalah salah satu ikon di Jepang. Sebagian orang awam yang minim pengetahuan  tentang Negeri Sakura, menganggap Geisha adalah pekerja seks komersial (PSK) perempuan yang menggunakan bedak sangat tebal berwarna putih. Dalam hal ini anggapan sebagian orang awam tersebut salah, bahkan sepenuhnya tidak benar. Geisha bukan PSK dan mereka tidak selalu menggunakan bedak yang sangat tebal berwarna putih di wajahnya, bahkan Geisha tidak selalu perempuan.

Berdasarkan sejarah Geisha pertama di Jepang adalah seorang pria. Geisha pria sudah ada sejak tahun 1600an, sedangkan Geisha wanita pertama ada pada tahun 1751. Geisha perempuan dan Geisha laki-laki mempunyai tugas yang sama yaitu menghibur tamu dengan nyanyian, musik, dan tarian.

Geisha sejatinya adalah seniman sekaligus penghibur tradisional Jepang. Untuk menjadi seorang Geisha yang handal, mereka harus bekerja keras mengasah bakat artistiknya, berlatih memainkan musik dan menari selama bertahun-tahun. Geisha biasanya memainkan alat musik gesek yang disebut shamisen, dan beberapa dari mereka bahkan terkenal karena menggubah musik sendiri yang berirama “melankolis”. 

Untuk memiliki keahlian yang handal agar bisa mendapatkan kesuksesan dan puncak kejayaan sebagai Geisha, sejak usia muda bahkan ada yang masih anak-anak berusia 6 tahun sudah mulai berlatih di rumah-rumah Geisha yang mengadakan pelatihan Geisha. Dalam hal ini para gadis muda akan dipasangkan dengan mentor pribadi. Rata-rata seorang gadis berlatih terus menerus selama lima tahun atau lebih sebelum dia diizinkan dan menyebut dirinya sebagai seorang Geisha.

Bagi sebagian orang awam yang kurang pengetahuan tentang Jepang, istilah Geisha selalu dikaitkan dengan kegiatan prostitusi. Faktanya Geisha tidak menjual tubuhnya kepada para tamu yang datang untuk menikmati hiburan Geisha. Seorang Geisha bekerja sama secara bergantian dengan PSK kelas tinggi di Jepang yang disebut oiran. Dalam hal ini, untuk menghibur para tamu dan mengisi kekosongan waktu sambil menunggu oiran datang, maka Geisha bertugas memainkan musik, menari, dan menggoda para tamu agar tetap terhibur. Pada abad ke-19 hal yang sangat dibanggakan oleh Geisha adalah semboyan yang mereka miliki yaitu “kami menjual seni, bukan tubuh. Kami tak pernah menjual diri tubuh kami, demi uang.”

 

Sumber:

https://phinemo.com/sejarah-geisha-jepang-seniman-tradisional-jepang-yang-mendunia/

https://www.liputan6.com/global/read/3584680/bukan-psk-ini-5-fakta-geisha-jepang-yang-tak-banyak-diketahui-orang#

https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/lia-89/fakta-unik-tentang-geisha/6

Aldyanto Nugrahatama