Rakugo: Stand Up Comedy Tradisional Jepang

Thasya Anandita Purnomo

2101649711

 

Rakugo: Stand Up Comedy Tradisional Jepang

 

Apabila membicarakan tentang seni budaya Jepang, kebanyakan orang pasti familiar dengan Kabuki atau Noh. Tapi, apakah kalian pernah mendengar seni hiburan yang dikenal sebagai Rakugo?

 

Kita pasti sudah tidak asing lagi kan dengan yang namanya Stand Up Comedy. Nah, Rakugo ini dapat kita ibaratkan sebagai Stand Up Comedy asal Jepang, tapi versi tradisionalnya dikarenakan budaya ini sudah ada sejak zaman Edo. Mari kita telaah sedikit tentang Rakugo itu sendiri beserta sejarahnya!

 

Source: primer.com.ph

 

Rakugo adalah bentuk teater Jepang yang terdiri dari pertunjukan komedi, yang seringkali terselip sindiran-sindiran di dalamnya. Meskipun Rakugo tidak sepopuler Kabuki atau Noh, Rakugo juga merupakan bagian penting dalam seni budaya Jepang.

 

 

 

 

 

 

Sejarah Singkat

 

Source: ana-campaign.com

 

Kisah Rakugo dimulai ketika para biksu Buddha mulai berdakwah kepada masyarakat dengan gaya bahasa yang lebih terbuka, dan diselipi kisah-kisah lucu untuk menarik khalayak lebih luas. Kisah yang dibawakan seperti kefanaan kehidupan, realitas sesaat dari nilai-nilai sekuler, dan masih banyak lagi. Dari dakwah tersebut, berkembanglah menjadi seni Rakugo.

 

Rakugo sempat bersifat eksklusif di kalangan petinggi-petinggi saja tetapi seiring berjalannya waktu di zaman Edo, pelaksanaan Rakugo menjadi semakin populer di kalangan masyarakat biasa. Zaman dahulu, para pendongeng Rakugo memparodikan kisah-kisah kehidupan untuk membebaskan masyarakat dari kenyataan yang menyakitkan dengan membantu mereka menertawakan diri mereka sendiri, dan mereka menceritakan kisah-kisah tersebut di jalanan. Kemudian, mulai tahun 1791, mereka beralih ke suatu tempat pertunjukkan yang spesial, yang disebut Yose.

 

Source: matcha-jp.com

Kesederhanaan Rakugo

 

Rakugo dipentaskan diatas panggung yang disebut 高座 (Kouza). Penataan untuk Rakugo jauh lebih sederhana dibandingkan dengan seni budaya tradisional Jepang lainnya. Dekorasinya sangat minim, dan tidak ada musik yang mengiringi perjalanan pentas. Musik hanya terdengar ketika Rakugoka (Sang Pendongeng) masuk ke panggung.

 

Source: sagaswhat.com

 

Rakugoka menggunakan Kimono dan melakukan pertunjukan dalam posisi duduk berlutut menumpukkan tumit diatas Zabuton (Bantal Alas Duduk). Alat bantu yang digunakan sepanjang pementasan hanya sebatas Sensu (Kipas Lipat) serta Tenugui (Sapu Tangan). Dengan bantuan properti yang sederhana, mereka dituntut untuk mampu menghidupkan sebuah kisah, memerankan berbagai karakter dalam kisah tersebut, dan tentunya menarik perhatian serta mengundang tawa penontonnya.

 

Awalnya profesi ini hanya diperuntukkan bagi kaum laki-laki saja, tetapi setelah tahun 1993, wanita juga bisa menjadi seorang Rakugoka, loh!

 

Rakugoka memulai acara dengan memperkenalkan kisah yang akan dibawakan dan mengaitkannya dengan peristiwa yang terjadi saat ini. Kisah yang diceritakan umumnya sebagai percakapan diantara dua karakter atau lebih. Rakugoka berganti dari satu karakter ke karakter yang lain dengan mengubah suara, ekspresi wajah, tingkah laku, serta aksen yang disesuaikan dengan karakter yang sedang diperankan. Monolog biasanya berlangsung sekitar 30 menit dan diakhiri dengan punch line kejutan. Kritik yang mereka tunjukkan dalam pementasan berfungsi untuk menciptakan suasana ramah dengan para penonton, bukan untuk menjelek-jelekan secara frontal.

 

Source: m.news.zum.com

 

Dari awal kemunculannya, Rakugo tidak berkembang banyak tetapi kebebasan setiap Rakugoka dalam berimprovisasi dan menggabungkan bahasa gaul modern ke dalam kisah-kisah yang dibawakan, mempertahankan kepopulerannya.

 

Untuk mengenal Rakugo lebih lanjut, kalian dapat menonton serial Anime yang berjudul Showa Genroku Rakugo Shinju.

 

Source: Akiba Nation

 

Dan tentunya, jika kalian berkesempatan pergi ke Jepang dan ingin menyaksikan pertunjukkan Rakugo, terdapat empat Yose di Tokyo, yaitu di Ueno, Shinjuku, Asakusa, serta Ikebukuro, dan juga di Osaka, yaitu di Tenjin. Biaya yang harus kita keluarkan untuk menonton satu pertunjukkan sekitar ¥3.000 (Dewasa).

 

Nah, bagaimana teman-teman? Apakah kalian tertarik untuk menonton Rakugo di Jepang?

 

Referensi

 

“Rakugo” (The Art of Storytelling)

https://www.nippon.com/en/features/jg00045/rakugo-the-art-of-storytelling.html

 

Rakugo: Story Telling Tradisional Jepang yang Segar dan Menghibur

http://www.buruan.co/rakugo-story-telling-tradisional-jepang-yang-segar-dan-menghibur/

 

Rakugo

https://www.newworldencyclopedia.org/entry/Rakugo

 

Rakugo: Fall Down Laughing

https://www.japan-experience.com/to-know/visiting-japan/rakugo