Daya Tarik Gijinka

Apakah para pembaca mengetahui tentang game Touken Ranbu (Touran)? Game ini menampilkan bebagai macam Gijinka (Antropomorphisme atau Personifikasi) dari berbagai macam pedang dari Jepang (yang disebut dengan istilah Touken Danshi (刀剣男子), dari berbagai bentuk dan jenis yang berbeda). Seri ini sendiri cukup populer di Jepang. Pada saat game ini diadaptasi menjadi Anime, banyak orang yang mulai mengikuti seri ini, entah itu dari memainkan game asalnya maupun dari menonton seri animenya. Sejauh ini ada dua adaptasi Anime dari seri Touken Ranbu, Anime Katsugeki Touken Ranbu yang diproduksi oleh studio ufotable dan Touken Ranbu Hanamaru yang diproduksi oleh studio Doga-kobo (ada 2 season dari seri Hanamaru). Karakter dalam franchise ini dibuat dengan sangat menarik sehingga membuat penggemarnya betah memasuki franchise ini.

Sebagian karakter yang muncul di anime Touken Ranbu Hanamaru

 

Sebelum membahas lebih lanjut, kita perlu mengetahui tentang istilah Gijinka( 擬人化) atau Antropomorfisme ini dulu. Istilah antropomorfisme berasal dari dua kata, anthrop (manusia) dan morph (bentuk).Mengacu pada penjelasan yang dirangkum dalam Wikipedia, antropomorfisme adalah penyandangan atribusi karakteristik manusia terhadap benda atau makhluk non-manusia. Contoh subjeknya bisa berupa hewan atau tumbuhan dengan bentuk fisik yang menyerupai aslinya dan punya emosi, pola pikir, serta bertingkah laku layaknya manusia.

Dalam dimensi budaya populer, khususnya komik dan animasi, antropomorfisme bukanlah hal yang baru. Tokoh seperti Tom dan Jerry, Spongebob, Bugs Bunny atau Pink Panther adalah segelintir contoh dari sekian banyaknya karakter non-manusia yang terdampak “antropomorfisasi”. Semua karakter tersebut mempunyai perilaku dan respons yang identik dengan manusia pada umumnya seperti berbicara, marah atau sedih. Salah satu contoh perubahan antropomorfisme ini adalah karakter anime yang memiliki kuping hewan atau kemonomimi.

Cerita-cerita yang mengusung tema antropomorfisme ini sebenarnya sudah ada sejak jaman dahulu kala seperti cerita rakyat Jepang tentang siluman rubah – kitsune, karakter kitsune ini digambarkan mempunyai sifat licik dan suka menipu manusia (walaupun tidak semuanya terpaku pada stereotype ini).

Karakter Senko-san dari anime Sewayaki Kitsune no Senko-san

 

Saat ini, antropomorfisme sendiri banyak di-moe-fikasi, atau diberi karakteristik imut dan menggemaskan. Beberapa karakter dari gijinka diambil dari hewan (seperti franchise Kemono Friends), ada yang diambil dari benda (seperti franchise Kantai Collection yang menampilkan berbagai kapal perang pada PD 2), dan akhir akhir ini juga mulai bermuculan gijinka dari benda benda yang tak terduga seperti permen karet (gijinka ini muncul sekitar tahun  2014).

Gum Kare! Project yang merupankan pesonifikasi dari berbagai macam merek permen karet buatan Lotte

 

Pada dasarnya, kata gijinka juga berbagi makna yang sama dengan antropomorfisme pada umumnya. Akan tetapi, selain karakteristik manusia yang lebih mendasar , objek atau makhluk non-manusia yang mendapatkan fitur yang lebih “spesial” yang diklaim sanggup menyihir khalayak yang lebih luas, yaitu moe-fikasi.

Di lingkungan otaku, antropomorfisme moe, atau kerap disebut arthropomoerphism, merupakan hal yang sangat terkenal di Jepang. Ada banyak manga dan anime dengan karakter gijinka yang meraup kesuksesan besar di Jepang. Anime Kemono Friends yang awalnya dijelek-jelekkan karena grafik animenya yang bisa dibilang kurang bagus malah mendapat renspon positif dari penontonnya, hingga franchise ini bekerja sama dengan bebagai macam kebun binatang untuk menambah pengunjungnya dan berhasil.

Gijinka juga dapat digunakan sebagai medium untuk mengunggah kesadaran tentang berbagai hal, misalnya dari anime Hataraku Saibou kita dapat menyadari tentang pentingnya menjaga kesehatan tubuh, dan anime ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk pelajaran biologi di sekolah.