Pengalaman Magang di Marugame Udon

Halo semuanya, pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang pengalaman saya magang di Marugame Udon. Saya akan langsung terjun kepada pengalaman magang saya dalam Marugame Udon dari awal hingga sekarang

Seperti yang kalian mungkin tahu, perusahaan ini bergerak di bidang kuliner dimana mereka menjual salah satu makanan yang ada di jepang yaitu sesuai dengan namanya yaitu udon. Walaupun tidak serta merta hanya berjualan udon saja mereka juga menjual tempura.

Pada hari pertama saya magang, saya pergi ke kantor pusatnya untuk menemui HRD untuk dijelaskan mengenai perusahaan itu sendiri, seperti dipegang oleh perusahaan mana Marugame ini, dalam perusahaan ini ada apalagi selain Marugame secara garis besarnya saja, dan di dalam Marugame ada divisi apa saja dan tugasnya apa saja secara kurang lebih detil. Selesai dari itu saya langsung diterjunkan untuk bertemu dengan divisi saya.

Sebelum saya memulai magang, saya di ajak berkeliling kantor, berkenalan dengan staf di kantor sebelum saya memulai magang saya. Hari pertama saya magang diawali dengan mengecek suku cadang mesin pembuat udon yang ada dalam kantor dan menyortir berkas berkas pembayaran. Selama saya magang, saya diminta untuk mengetik ulang kontrak, mengoreksi kontrak, membuat daftar suku cadang dari tiap supplier, hingga 2 tugas besar saya yaitu mencatat mesin-mesin apa saja yang ada dalam tiap outlet yang Marugame punya.

Kendala pertama yang saya temukan dalam magang ini adalah mengenai mindset buruk saya dimana kalau bisa lakukan kalau tidak ya jangan. Kalimat “saya akan mencobanya” itu buat saya adalah kalimat terlarang karena bagi menurut saya dunia pekerjaan apalagi yang professional tidak pernah mengenal kata mencoba dalam artian tidak ada coba mencoba, kalau bisa bilang bisa dan lakukan, kalau tidak ya jangan lakukan. Mencoba pun dilarang dalam mindset saya dahulu. Kendala lainnya yang saya temukan yaitu betapa tidak bisanya saya berkonsentrasi secara penuh, terfokus serta melakukan pekerjaan saya saja, cepat bosan dalam mengerjakan, hingga menunda-nunda pekerjaan yang telah diberikan.

Jujur mengenai dilarang mencoba, sebenarnya ada yang salah dengan itu karena pada kenyataannya tidak ada yang awal memulai pekerjaan sudah ada yang dengan jago melakukannya, semuanya mulai dari nol lagi, belajar sedikit demi sedikit, mencoba segala hal hingga akhirnya mereka di titik dimana dibilang jago sekarang. Untungnya saya menyadari tentang hal tersebut pada minggu pertama saya magang, dan mulai berani mencoba berbagai tugas yang diberikan walaupun tidak bisa, karena saya yakin pasti akan diajarkan caranya atau cari saja di google, banyak kok. Kesalahan dalam pekerjaan, apalagi sebagai anak magang yang baru bekerja maupun karyawan baru tidak bisa dihindari. Karena kita bisa belajar banyak dari kesalahan untuk membuat kita maju, namun kembali lagi kepada kita, apakah kita mau belajar dari kesalahan dan tidak mengulanginya.

Sayangnya untuk sisanya saya belum menemukan solusi untuk hal tersebut. Dan itu saja yang bisa saya ceritakan mengenai pengalaman magang saya hingga saat ini, Terima kasih.

Devin Suryadinata