Moe Culture

Di Jepang, ada kata-kata atau bahasa gaul yang unik dan terkenal hingga tersebar hingga ke luar negeri. Salah satunya yang sering kita dengar atau lihat di film-film atau serial animasi Jepang (Anime) yaitu kata “Moe” (萌). Mungkin bagi para penggemar manga atau anime hingga video game dari Jepang, sudah tidak asing lagi dengan kata tersebut, bahkan semakin banyaknya manga, anime, dan video game Jepang menggunakan kata tersebut pada karakter karakter buatan mereka dan sejak adanya kata tersebut, jumlah penikmat dan penggemar dari berbagai macam produk kreatif Jepang yang memiliki unsur “Moe” di dalamnya bertambah setiap tahun.

Kata “Moe”, merupakan sebuah permainan kata dari Jepang yang berasal dari kata 萌える(dibaca Moeru) yang berarti “kuncup”, seperti bunga yang akan mekar, lalu digunakan dalam artian gadis yang akan bertumbuh dewasa, dan kata ini juga merupakan homonym dari kata 燃える (dibaca Moeru) yang berarti “membara” yang ditunjukkan kepada karakter tertentu. Kini kata “Moe” sering dipakai untuk mengungkapkan seseoang yang ‘manis’, ‘imut’, umumnya ditujukan untuk karakter fiktif.

Secara garis besar, “Moe” adalah salah satu fenomena yang menjadi pop culture (kebudayaan populer) di Jepang, dan agak sulit diterjemahkan dalam bahasa negara lain sekaligus, karena definisi “Moe” itu sendiri sangat luas. Kata ini terahir di Akihabara, Tokyo, Jepang yang merupakan pusat perdagangan elektronik di Jepang. Di kota tersebut banyak sekali “Otaku” (seseorang yang sungguh-sungguh menekuni hobinya, biasanya digunakan pada mereka yang menyukai Anime dan terkadang mempunyai konotasi negative bagi sebagian orang) yang menyukai figure, atau tokoh kartun yang cantik dan imut. Ketika pada suatu saat mereka melihat sesuatu yang cantik atau lucu (cute) (baik itu berupa objek barang, anime, manga, video game, atau bahkan gadis ‘real’) mereka akan mengungkapkan dengan kata “Moe”. Istilah “Moe” sendiri berkembang menjadi sangat luas dan pesat di Jepang.

Beberapa orang beranggapan bahwa kata “Moe” berasal dari nama tokoh wanita seperti Hotaru Tomoe (Sailor Saturn dari seri Sailor Moon) atau Moe Sagisawa (dari seri Kyoryu Wakusei), bahkan banyak orang yang beranggapan bahwa istilah ini berasal dari kata 燃える (Moeru) yang bearti terbakar atau bisa diartikan sebagai “cinta membara”.

Fenomena “Moe” ini kemudian tidak hanya terbatas pada kalangan otaku saja, di Jepang istilah “Moe” sudah dikenal banyak generasi dan tidak mengenal tua, muda, laki-laki atau perempuan yang notabene mereka menyukai “Moe” karena mempunyai kecintaan terhadap karakter tersebut.

Fenomena ini juga memunculkan pro dan kontra, karena umumnya penggemar “Moe” kebanyakan pria, istilah “Moe” sering dianggap sesuatu yang negatif dan banyak disangkut pautkan dengan ‘Lolicon’ (yang bekonotasi negatif – kesukaan atau fetish terhadap karakter anak kecil). Jadi perlu diingat, “Moe” tidak sama dengan fetish, namun dengan pemikiran dewasa, fenomena “Moe” dapat kita artikan sebagai dukungan positif kepada karakter tersebut dan bersifat non-seksual.

Bila seorang gadis atau tokoh karakter anime / manga / game sudah mampu merebut simpati para fansnya, maka ia bisa disebut sebagai “Moekko”. Dari beberapa opini di kalangan para ‘Otaku’, inilah criteria penting yang diperlukan untuk menjadi “Moekko” : (1) Umur yang relatif muda, mempunyai sifat naïf atau polos (bisa ditambahkan sifat spesial lainnya), (2) Cute, imut sehingga enak untuk dilihat, (3) Optimis dan lively (ceria). Karena untuk menyukai “Moe” adalah soal perasaan mesing masing, maka kriteria tersebut tidaklah baku, bahkan banyak karakter yang sebagian orang dianggap aneh, tapi beberapa kalangan memberi mereka predikat “Moekko”.