Aogeba Toutoshi, Berbagai Makna Dari Sebuah Lagu Kelulusan
Pasti dari kita pernah menonton drama atau anime dengan adegan hari kelulusan. Hari bersejarah untuk para pelajar Jepang ini diadakan ketika sakura sedang bermekaran, yaitu pada bulan Maret awal hingga minggu ketiga akhir. Seluruh murid yang lulus tahun itu akan dikumpulkan untuk mengikuti upacara kelulusan. Umumnya sekolah menggunakan gedung olahraga sebagai tempat upacaranya. Salah satu tradisi dalam upacara kelulusan ini adalah menyanyikan lagu berjudul
仰げば尊し(Aogeba Toutoshi) yang dapat diartikan sebagai Lihatlah ke Depan, Maka Dirimu Akan Menghargai. Berikut sepenggal dari bait pertama lagu tersebut.
仰げば とうとし、わが師の恩。 Aogeba toutoshi, wagashi no on.
教の庭にも、はや いくとせ。 Oshie no niwa ni mo, haya ikutose.
思えば いと疾し、この年月。 Omoeba itotoshi, kono toshitsuki.
今こそ 別れめ、いざさらば。 Ima koso wakareme, iza saraba.
Dibalik tradisi dinyanyikannya lagu ini tiap tahun, ternyata ada beberapa pendapat berbeda tentang arti dan bahkan keberlangsungannya setelah era Heisei.
Dilansir dari halaman akademi suatu sekolah menengah dan sekolah atas kejuruan di Prefektur Kagoshima, nissho.ac.jp pada tanggal 20 April 2018. Seorang narasumber mengemukakan bahwa lagu Aogeba Toutoshi merupakan cara dari para pelajar untuk menyatakan perasaan「感謝」Kansha kepada guru mereka.
Narasumber menerangkan apa yang menjadi alasannya menjadikan 感謝 sebagai lambang dari lagu kelulusan ini. Menurutnya, lagu Aogeba Toutoshi memiliki tiga tujuan. Yang pertama lagu ini ditujukan kepada para guru, kedua ditujukan kepada teman-teman, lalu ketiga ditujukan kepada sekolah tempatnya menimba ilmu. Oshie no niwa ni mo haya iku tose dapat diartikan sebagai waktu yang berlalu begitu cepat, seakan tidak cukup untuk menerima semua ilmu yang diajarkan. Ditekankan dengan lirik Omoeba itotoshi, kono toshi tsuki Ima koso wakareme, Iza saraba. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang modern saat ini, kira-kira akan menjadi seperti ini.
「思えば過ぎるのがとても速かったこの年月だった。 Omoeba sugiru no ga totemo hayakatta kono toshitsuki datta.
今こそ別れよう。では、さようなら。」 Ima koso wakareyou. De wa, sayounara.
Sangat mencerminkan bahwa seorang murid berterima kasih dan menghargai waktu yang telah digunakan bersama sebaik mungkin. Namun saat hari kelulusan mereka telah tiba, para murid akan pergi meninggalkan tempat itu, dan beranjak menuju dunia baru dengan bekal yang sudah diterimanya.
Berbeda dengan apa yang dituliskan oleh 吉海 直人先生 (日本語日本文学科 教授) pada halaman universitas 同志社女子大学 (Doushisha Joshi Daigaku) tanggal 26 Januari 2018. Professor Yoshiumi memiliki pendapat bahwa lagu Aogeba Toutoshi sudah tidak relevan lagi bagi generasi setelah heisei. Menurutnya lagu ini justru tidak lagi menunjukkan rasa hormat kepada para guru. Ditulisnya, lagu tersebut menggambarkan bahwa murid-murid yang lulus berterima kasih pada gurunya, akan berguru kembali tidak lama kemudian, dan menjadikannya seperti jasa yang tidak lebih dari pekerja atau bawahan saja. Tidak hanya itu, dikemukakan juga bahwa lagu ini sudah tidak cocok lagi bagi anak-anak muda, dikarenakan bahasa yang digunakan sudah terlalu tua dan sulit dimengerti. Bahkan menurutnya, kata 「いととし」saja sudah sulit untuk dipahami oleh para mahasiswinya. Dapat dimengerti bagaimana kekhawatiran Professor Yoshiumi terhadap rasa hormat para murid di masa depan, jika mereka tidak mengerti apa yang dinyanyikannya ketika upacara kelulusan.
Melihat dari kedua pendapat di atas, penulis berpendapat sepertinya Menteri Pendidikan Jepang perlu membuat penyesuaian pada lirik lagu untuk upacara kelulusan di masa depan. Dengan lirik yang mudah dimengerti, maka upacara kelulusan di sekolah akan menjadi penghormatan yang lebih berarti bagi para guru, dan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pelajar.
Referensi
http://www.nissho.ac.jp/kijh/?p=7777 鹿児島育英館中学校・高等学校, 2018
https://www.dwc.doshisha.ac.jp/research/faculty_column/2018-01-26-16-08 同志社女子大学, 吉海 直人, 2018