Apa sih yang Bikin Sesuatu “Kawaii”? Survei di Jepang, China, dan Korea Selatan
Kamu mungkin sering dengar kata kawaii. Di Jepang kata ini artinya “imut”, “gemesin”, atau sekadar “bikin senyum sendiri”. Tapi sebenarnya kawaii itu bukan cuma soal bentuk fisik — ia juga bagian besar dari budaya populer di Jepang dan makin dikenal di negara lain seperti China dan Korea Selatan. Wikipedia
Baru-baru ini ada survei yang mencoba ngecek apa yang bikin sesuatu dianggap kawaii oleh perempuan dari Jepang, China, dan Korea Selatan. Survei semacam ini penting karena meskipun ketiga negara itu punya budaya populer yang saling nyentuh satu sama lain, masing-masing punya persepsi unik soal “imut”. Japan Today
Kawaii Bukan Sekadar “Gemes”
Kalau diartikan langsung, kawaii identik dengan bentuk mungil, warna pastel, mata besar, dan aura polos — sedikit mirip dengan bagaimana karakter mascot atau tokoh anime sering digambarkan. Ini estetika yang sudah mengakar di Jepang sejak tahun 1970-an lewat anime, manga, dan budaya remaja. Wikipedia
Namun dari sudut pandang survei, kawaii punya dimensi lain yang agak beda tergantung negara:
Jepang. Banyak perempuan Jepang melihat kawaii bukan cuma bentuk fisik, tapi juga perasaan yang ditimbulkan: rasa hangat, nyaman, bahkan kadang perekat sosial dalam interaksi sehari-hari. Aesthetic kawaii juga sering muncul dalam fashion, idol pop culture, sampai makanan. Wikipedia
China. Meski tren ini juga populer di sana, beberapa responden China mungkin memperhitungkan elemen lain seperti gaya, konteks karakter, atau latar belakang visual yang bikin sesuatu “imut” menurut selera lokal yang sedikit berbeda. ResearchGate
Korea Selatan. Di negara ini, konsep kawaii kerap kedengeran mirip dengan istilah aegyo — yaitu perilaku dan ekspresi imut yang disengaja, kayak suara lucu atau ekspresi wajah manis yang dipakai di drama, musik K-Pop, dan kehidupan sehari-hari (walau tentu tiap orang bisa punya batasan sendiri soal seberapa imut itu cukup). Wikipedia
Karakter Imut & Budaya Pop yang Berpengaruh
Ada juga simbol-simbol yang jadi “standar tak tertulis” kawaii: mascot lucu, boneka plushie, idol dengan ekspresi polos, sampai gaya berpakaian yang terinspirasi Lolita fashion atau pastel aesthetic. Karakter seperti Hello Kitty, Sanrio lainnya, dan tokoh anime terkenal lain sering dianggap contoh klasik kawaii. Wikipedia
Hal menariknya, kawaii bukan cuma soal visual — ini juga fenomena sosial dan emosional. Buat banyak orang, melihat sesuatu yang kawaii bisa bikin mood lebih baik, rileks, bahkan jadi cara ngungkapin rasa sayang atau nostalgia. TCJ Japan
Kawaii Itu Universal Tapi Juga Personal
Intinya, apa yang bikin sesuatu kawaii itu tergantung dari:
-
Budaya lokal (apa yang dianggap lucu di Jepang bisa beda dengan China atau Korea),
-
Pengalaman pribadi (ada yang lebih suka kawaii warna pastel, ada yang lebih ke bentuk unik), dan
-
Konsep emosional tentang kepolosan, kenyamanan, atau aura positif. Wikipedia
Jadi kalau kamu bilang sesuatu itu kawaii, sebenarnya kamu lagi ngejelasin emosi dan persepsi pribadi kamu — bukan cuma sekadar tampilan luar aja! Itu sebabnya istilah ini tetap menarik buat diteliti dan dibahas, apalagi di era global di mana budaya populer gampang nyebar dari satu negara ke negara lain.