Ketika Sekolah Jadi Panggung: SMA Jepang Buka Klub Idol Resmi Pertama di Negeri Sakura
Sebuah langkah yang cukup mengejutkan sekaligus menarik tengah dilakukan oleh Nagano Nichidai High School (長野日大高等学校) di Prefektur Nagano, Jepang: sekolah tersebut akan mendirikan klub idol resmi sebagai kegiatan ekstrakurikuler — dan tampaknya menjadi yang pertama di Jepang yang menempatkan kegiatan “idol sekolah” secara formal sebagai klub sekolah. Unseen Japan+2Japan Today+2
Pemberitahuan dari sekolah menyebut bahwa klub ini akan dibuka untuk audisi di kalangan siswa perempuan yang akan memasuki tahun pertama SMA pada tahun ajaran 2026-27 (yaitu saat ini mereka masih siswa kelas tiga SMP) dan bahwa pelajaran tari profesional serta sesi informasi untuk calon anggota dan orang tua sudah mulai digelar. Unseen Japan+1
Menariknya, penerimaan ke klub ini tidak hanya terbatas bagi yang sudah menjadi siswa Nagano Nichidai — calon anggota yang belum diterima sebagai murid sekolah tersebut pun bisa dipertimbangkan melalui jalur rekomendasi bila mereka lolos audisi klub. Dengan demikian, klub ini tidak sekadar aktivitas tambahan — ia juga bisa berfungsi sebagai “gerbang” ke sekolah itu sendiri. Unseen Japan
Sekolah memandang klub ini bukan hanya sebagai hobi kegiatan sekolah biasa, melainkan akan dijalankan seperti grup idol profesional: latihan reguler, pertunjukan live, pembuatan lagu orisinal, dan bahkan liputan media. Unseen Japan Ini membuat klaim bahwa mereka “menyetujui konsep yang mirip dengan anime” bukan sekadar hiperbola — karena klub idol sekolah memang sering muncul sebagai tema dalam seri anime seperti Love Live!. Unseen Japan
Dari sudut budaya, langkah ini mencerminkan betapa kuatnya “idol culture” (budaya idola) di Jepang—yang bukan hanya sekedar fenomena hiburan, melainkan sistem ekonomi dan sosial. Sebuah riset menunjukkan bahwa pasar idola di Jepang pada 2024 mencapai sekitar 205 miliar yen. Unseen Japan Dengan demikian, sekolah ini tampaknya mencoba menghubungkan pendidikan formal dengan tren pop-budaya yang jauh lebih besar dari sekadar aktivitas klub sekolah biasa.
Namun ada beberapa pertanyaan yang pantas disorot: apakah kegiatan semacam ini akan memberikan bobot yang tepat dalam ranah pendidikan? Bagaimana sekolah menjamin bahwa pengalaman menjadi anggota klub idol tetap seimbang dengan tugas akademik dan perkembangan pribadi? Apakah akan ada tekanan yang berlebihan atau ekspektasi tinggi yang tidak lazim untuk siswa sekolah menengah? Dalam dunia idola di Jepang, terdapat kritik terhadap kondisi kerja dan perlakuan terhadap idol—meskipun konteks sekolah tentu berbeda. Wikipedia+1
Bagi siswa yang tertarik, ini bisa menjadi peluang luar biasa: impian untuk tampil, lagu orisinal, panggung live—semua dalam kerangka sekolah. Bagi orang tua dan pendidik, ini bisa menjadi laboratorium menarik tentang bagaimana pendidikan formal bisa menemui budaya populer secara langsung. Bagi peneliti budaya (termasuk Anda), fenomena ini menawarkan titik temu antara institusi pendidikan, pop-budaya, dan pembangunan identitas remaja.