“Iblis” dari Oita Akan Tampil di Milan: Ritual Shujo Onie Jepang Mendunia
Sebuah unsur budaya tradisional Jepang yang cukup dramatis dan penuh energi bakal diangkat ke panggung internasional: para “iblis” dari festival Shujo Onie di Prefektur Oita akan melakukan pertunjukan di Milan, Italia. Tradisi ini biasanya digelar setiap tahun di Jepang sebagai bagian dari ritual lokal yang kuat secara estetika dan spiritual, dan keikutsertaan di Milan menunjukkan bagaimana budaya rakyat Jepang mulai bergaung di luar negeri, bukan sekadar sebagai tontonan tapi juga sebagai bentuk ekspresi budaya yang menarik perhatian dunia. Facebook
Shujo Onie sendiri adalah ritual bersejarah yang berasal dari wilayah Oita, yang melibatkan para pria berpakaian seperti oni (iblis atau roh jahat) dengan kostum yang mencolok, atribut maskulin yang kuat, dan aksi berapi-api yang menciptakan suasana yang intens dan memukau. Dalam konteks asalnya, pertunjukan ini punya akar di budaya lokal yang berkaitan dengan pembersihan spiritual atau pengusiran energi negatif menjelang tahun baru atau pada perayaan tertentu—sebuah tradisi yang sering terasa “brutal” tapi sarat simbolisme. Facebook
Keputusan membawa pertunjukan ini ke Milan bukan hanya soal show budaya biasa: ini jadi semacam dialog budaya antara Jepang dan dunia Barat, di mana tradisi rakyat yang sangat khas dipresentasikan di kota mode dan seni seperti Milan. Pertunjukan “iblis berapi-api” itu punya potensi mengejutkan penonton yang terbiasa dengan pertunjukan kontemporer atau festival global lain yang lebih halus. Facebook
Moment seperti ini juga menggambarkan bagaimana Jepang mulai lebih aktif mempromosikan budaya rakyatnya ke pentas dunia, tidak hanya anime, manga, atau kuliner, tapi juga elemen tradisional yang penuh energi dan estetika unik. Ritual seperti Shujo Onie menjadi wadah bagi generasi muda dan penikmat budaya internasional untuk melihat sisi lain dari Jepang—yang tidak hanya “imut” atau modern, tapi juga kuat, intens, dan penuh cerita. Facebook
Kalau kamu penasaran tentang bagaimana sebuah festival rakyat Jepang bisa diterjemahkan dalam setting global seperti Milan, ini jadi contoh nyata bahwa tradisi lokal punya daya tarik lintas budaya yang kuat—terkadang dengan cara yang tak terduga, tapi menarik untuk dilihat dan dipahami.